Search

5 Letusan Gunung Berapi Paling Mematikan di Dunia, 2 di Antaranya di Indonesia

Letusan gunung berapi terbesar yang tercatat dalam sejarah dunia adalah Gunung Tambora, sebuah stratovolcano aktif (gunung berapi yang terbentuk dari lapisan alternatif lava dan abu) di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Ketika meletus dengan dahsyat pada April 1815, besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh Volcanic Explosivity Index (VEI), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1,6 × 1011 meter kubik.

Karakteristik letusannya menyebabkan terjadinya aliran piroklastik (hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan kecepatan 700 km/jam dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan), korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera.

Letusan ini juga memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas dari Gunung Tambora --setelah letusan tersebut-- baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.

Peristiwa ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang, dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Suara guruh letusan terdengar di Makassar, Sulawesi (380 km dari Gunung Tambora), Batavia di Jawa --kini Jakarta (1.260 km dari Gunung Tambora), dan Ternate di Maluku (1400 km dari Gunung Tambora). 

Pancaran cahaya langit senja berwarna orange kemerahan muncul di dekat ufuk langit London, Inggris antara tanggal 28 Juni dan 2 Juli 1815. Lalu pada 3 September dan 7 Oktober 1815, cahaya itu berubah jadi merah muda keunguan.

Tsunami besar menerjang beberapa pantai di Indonesia pada 10 April 1815. Tsunami setinggi lebih dari 4 meter terjadi di Sanggar, tsunami setinggi 1–2 meter di Besuki (Jawa Timur) dan tsunami setinggi 2 meter di Maluku.

Pada musim semi dan musim panas tahun 1816, sebuah kabut kering terlihat di timur laut Amerika Serikat. Kabut tersebut memerahkan dan mengurangi intensitas cahaya Matahari. Baik angin atau hujan tidak dapat menghilangkan selubung yang diidentifikasikan sebagai kabut aerosol sulfat stratosfer.

Pada musim panas tahun 1816, negara di Belahan Bumi Utara menderita karena kondisi cuaca yang berubah, disebut sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas". Temperatur normal dunia berkurang sekitar 0,4-0,7 derajat Celcius dan menyebabkan permasalahan di sektor pertanian dunia.

Pada tanggal 4 Juni 1816, cuaca dingin dilaporkan melanda Connecticut, Amerika Serikat, dan dan pada hari berikutnya, hampir seluruh New England diselimuti oleh suhu dingin ekstrem. Pada 6 Juni 1816, salju turun di Albany, New York, dan Dennysville, Maine.

Kondisi itu menyebabkan gagal panen di Amerika Utara dan Kanada. Salju setebal 30 cm terjadi di dekat Kota Quebec dari tanggal 6 sampai 10 Juni 1816. Inilah krisis pangan terparah Abad ke-19.

Sementara itu, letusan kecil Gunung Tambora terjadi pada tahun 1880 dan 1967. Aktivitas seismik terdeteksi pada tahun 2011, 2012 dan 2013.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2MAhfZ4

Bagikan Berita Ini

0 Response to "5 Letusan Gunung Berapi Paling Mematikan di Dunia, 2 di Antaranya di Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.