:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1065968/original/094012800_1448422509-151125-ilustrasi-ISIS.jpg)
Para pejabat di markas pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, mengatakan bahwa kekuatan ISIS kembali tangguh di Irak Suriah, dengan pengaruh yang hampir menyamai masa kejayaannya pada 2015 lalu. Kala itu, intelijen Negeri Paman Sam meyebut anggota kelompok ekstremis itu mencapai jumlah 33.000 di kedua negara, dan terus bertambah hingga beberapa bulan setelahnya.
Namun, setelah bombardir serangan oleh pasukan AS dan Sekutu selama kurang lebih dua tahun terakhir, sekaligus dengan tewasnya para pemimpin penting ISIS, membuat kekuatan kelompok ekstremis itu melemah. Pada 2017, diperkirakan jumlah anggotanya berkurang tajam hingga 28.600 orang di Irak dan Suriah.
Kebangkitan kembali kekuatan ISIS, seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa 14 Agustus 2018, dianggap sebagai kegagalan pasukan koalisi pimpinan AS yang telah mengeluarkan US$ 14,3 miliar untuk melakukan banyak serangan udara terhadap kelompok ekstremis itu.
"ISIS tampaknya siap untuk membangun kembali dan membentuk negara seperti keinginan mereka," kata juru bicara Pentagon, Komandan Sean Robertson kepada VOA lewat e-mail, seperti dikutip dari VOA Indonesia.
"ISIS kini mungkin lebih kuat dari Al Qaeda di Irak pada masa jayanya tahun 2006-2007, ketika kelompok itu mengumumkan terbentuknya negara Islam dan beroperasi di bawah nama ISIS," kata Robertson.
Dalam laporan kwartal Inspektorat Jenderal AS, yang salah satunya didasarkan pada analisisi kementerian pertahanan, kekuatan ISIS di Irak kini diperkirakan mecapai 17.000 orang, dan sekitar 14.000 orang lainnya di Suriah. Namun, mereka yang berada di kawasan operasi pasukan koalisi, yakni di perbatasan utara kedua negara, disebut tidak lebih dari 6.000 saja.
Sebuah laporan terpisah, yang dikeluarkan PBB sampai pada kesimpulan yang sama, dan memperkirakan jumlah militan ISIS sekitar 30 ribu orang, yang tersebar di dua negara itu.
"Kalau dilihat sepintas, pemerintah Amerika mengatakan bahwa ISIS kini punya jumlah militan yang sama di Irak dan Suriah, yang disebut hampir serupa dengabn awal-awal ISIS berkuasa," kata Thomas Joscelyn, seorang pejabat senior pada Foundation for Defense of Democracies.
Jocelyn juga menambahkan bahwa laporan Pentagon itu menduga ISIS telah mampu mengganti jajaran komandonya dengan baik, walau harus bertempur melawan banyak musuh di Irak dan Suriah.
Perkiraan kekuatan ISIS di Irak dan Suriah itu sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh sebagian pejabat secara terbuka sebelum ini.
"Saya tidak akan membuat perkiraan tentang berapa lama operasi ini akan berlangsung. Yang bisa saya katakan adalah, operasi akan berhenti setelah selesai," kata Jenderal Joseph Vottel, komandan U.S. Central Command kepada wartawan pada pekan lalu, tentang usaha pasukan koalisi untuk menguasai benteng ISIS yang terakhir di Suriah.
"Pertempuran yang berat masih ada di depan mata, hanya itu yang bisa saya katakan," kata Menteri Pertahanan Jim Mattis sehari sebelumnya.
"Saya tidak akan menyatakan kita menang sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi," tambahnya.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2LJ1zOUBagikan Berita Ini
0 Response to "Bantah Laporan Pentagon, Pejabat Militer AS Klaim ISIS Sudah Kalah"
Post a Comment