:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2345216/original/076341700_1535560863-Klengkeng_Jomblo_di_Gua_Sunyaragi_Cirebon.jpg)
Dia menjelaskan, keunikan pohon tersebut terletak pada bentuknya yang berkelok-kelok. Serta batang pohon tinggal kulit dibawahnya, namun diatasnya masih utuh.
Berdasarkan catatan, pohon tersebut sudah ada sejak tahun 1604. Dia menyebutkan, dahulu terdapat empat pohon yang ditanam di Gua Sunyaragi. Namun dua diantaranya terpaksa ditebang karena berpotensi mengganggu atau merusak situs bersejarah yang ada di Goa Sunyaragi.
"Pohon gambir, tanjung, karena berdiri di atas Goa Langse dan Kamar Panembahan terpaksa ditebang. Dan satu lagi pohon atau bambu kuning yang daun mudanya menjadi makanan panda," kata Jajat Sudrajat.
Keunikan lain dari pohon tersebut adalah sepanjang tahun daun pohon klengkeng jomblo tidak pernah kering walaupun kemarau panjang. Kemudian pohon itu pun tidak pernah berbuah sejak pertama kali ditanam pada beberapa abad lalu.
Dua dahan pohon klengkeng jomblo telah dipotong setelah diijinkan Sultan Sepuh XIII Pangeran Raja Adipati Maulana Pakuningrat sebagai upaya penyelamatan pohon yang sudah berusia ratusan itu. Alasan pemotongan adalah kekhawatiran bebannya berat. Apalagi bagian bawah pohon tinggal kulit.
"Maka bagian dahan yang ke utara dan barat di potong dan ditopang dengan beton yang dimodifikasi bentuknya seperti pohon," ungkapnya.
Dia menjelaskan, keberadaan pohon klengkeng ini mensiratkan sebagai tempat para pembesar atau bangsawan. Selain itu, buahnya pun khas buah kerajaan sehingga tidak sembarang orang bisa menikmatinya.
"Simbol bahwa ciri kekuasaan atau pemerintah itu hanya satu," kata Jajat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Presiden Jokowi menyalami warga Cirebon usai mengikuti penutupan Festival Keraton Nusantara di Gua Sunyaragi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hikayat Kelengkeng Jomblo dari Gua Sunyaragi Cirebon"
Post a Comment