:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1714708/original/052548500_1505807146-20170919-Aung-San-Suu-Kyi-AFP4.jpg)
Liputan6.com, Napyidaw - Komite Nobel di Norwegia belum lama ini memastikan Aung San Suu Kyi tidak akan kehilangan nobel perdamaian yang diraihnya, meski PBB baru saja menyatakan bahwa militer Myanmar melakukan pembunuhan massal terhadap Rohingya.
Pada Senin 27 Agustus, penyelidik PBB mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan dan pemerkosaan dengan "niat genosida". Ditambahkan bahwa panglima tertinggi dan lima jenderal harus dituntut atas kejahatan berat di bawah hukum internasional.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (30/8/2018), Aung San Suu Kyi, yang memimpin pemerintahan Myanmar dan memenangkan Nobel Perdamaian pada tahun 1991 --untuk kampanye demokrasi-- dikritik dunia karena gagal menentang praktik penindasan di Negara Bagian Rakhine.
Sejak operasi dimulai setahun yang lalu, puluhan ribu Rohingya dilaporkan meninggal dan 700.000 lainnya telah melarikan diri. Sebagian besar tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh.
Olav Njoelstad, sekretaris Komite Nobel Norwegia, mengatakan pada hari Senin, "Penting untuk diingat bahwa hadiah Nobel, baik dalam bidang fisika, sastra atau perdamaian, diberikan untuk beberapa upaya atau pencapaian berharga dari masa lalu."
"Aung San Suu Kyi memenangkan hadiah Nobel untuk perjuangannya demi demokrasi dan kebebasan hingga 1991, tahun ketika dia dianugerahi hadiah," lanjut Njoelstad menjelaskan.
Aturan yang mengatur pemberian Nobel tidak memungkinkan untuk ditarik kembali, termasuk pada kasus yang menyinggung Aung San Suu Kyi, katanya lagi.
Komite Nobel Norwegia terdiri dari panel lima warga terpilih Norwegia, sebagian besar merupakan mantan politisi dan akademisi setempat, yang mencerminkan kekuatan berbeda di parlemen Norwegia.
Pada 2017, ketua komite, Berit Reiss-Andersen, juga mengatakan tidak akan menghapus penghargaan itu, menyusul kritik sebelumnya terhadap peran Aung San Suu Kyi dalam krisis Rohingya.
"Kami tidak melakukannya. Bukan tugas kami untuk mengawasi atau menyensor apa yang dilakukan seorang pemenang setelah hadiah dimenangkan," kata Reiss-Andersen.
"Para pemenang harus menjaga reputasi mereka sendiri," lanjutnya menegaskan.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Simak video pilihan berikut:
Parlemen Myanmar telah memilih orang dekat Aung San Suu Kyi sebagai Presiden baru negara itu. Sosok yang dimaksud adalah Win Myint (66). Ia berhasil mengalahkan calon yang didukung militer, sementara Suu Kyi masih mempertahankan otoritas eksekutif at...
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tersandung Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Tetap 'Pegang' Nobel Perdamaian"
Post a Comment