Atsushi Tago, profesor hubungan internasional di Universitas Waseda Tokyo, mengatakan tidak adanya ICBM (rudal misil antar benua) dapat menandakan kesediaan Kim Jong-un untuk "denuklirisasi", dan meningkatkan prospek untuk pembicaraan lebih jauh dengan Amerika Serikat.
"Akan masuk akal untuk menafsirkan bahwa Korea Utara masih ingin sejalan dengan perjanjian Trump-Kim di Singapura," kata Tago.
Pada pertemuan mereka, 12 Juni lalu, Trump dan Kim setuju untuk bekerja menuju "denuklirisasi penuh" di Semenanjung Korea.
Menurut sumber diplomatik Korea Selatan, Trump juga menggarisbawahi perlunya Korea Utara untuk menutup fasilitas ICBM. Kim setuju untuk mengambil tindakan terhadap rudal itu, tetapi perjanjian itu tidak termasuk dalam deklarasi bersama kedua pemimpin itu, kata sebuah sumber.
Kelompok pemantau 38 North mengatakan citra satelit yang diambil pada 3 Agustus lalu, memberi kesan bahwa Korea Utara telah mulai membongkar fasilitas ICBM di Sohae, sekitar 200 kilometer barat laut Pyongyang.
Song Zhongping, mantan anggota korps roket Tiongkok, mengatakan parade "rendah hati" pada parade militer akhir pekan lalu, menunjukkan bahwa Kim Jong-un tidak ingin mengirimkan sinyal, yang mungkin memprovokasi Washington.
"Tidak ada Hwasong-14, Pukguksongs atau senjata pemusnah massal lainnya yang dapat mengancam AS, hanya beberapa senjata konvensional dan defensif," kata Song.
"Pyongyang tidak ingin mengganggu AS dan komunitas internasional di tengah ketenangan baru di semenanjung Korea. Kim juga ingin menciptakan 'suasana yang baik' untuk pertemuan ketiganya dengan (Presiden Korea Selatan) Moon Jae-in pekan depan," lanjut Song menjelaskan.
Zhao Tong, seorang rekan peneliti pada Program Kebijakan Nuklir Carnegie di Pusat Kebijakan Global Carnegie-Tsinghua di Beijing, mengatakan tujuan lain mungkin adalah ekonomi.
Pada bulan April, Kim Jong-un mengatakan bahwa negaranya bergeser dari kebijakan twin-track pada pengembangan senjata nuklir dan ekonomi bersamaan, menjadi hanya fokus pada ekonomi.
"Korea Utara memiliki kepentingan strategis dalam membangun hubungan positif dengan AS untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan ekonominya ... Dengan menahan diri dari memamerkan rudal yang paling provokatif, Korea Utara berusaha mempertahankan momentum meningkatkan hubungan bilateral dengan AS, dan memecahkan isolasi internasionalnya," kata Zhao.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2x1LyilBagikan Berita Ini
0 Response to "China Desak Kim Jong-un Lanjutkan Pembahasan Denuklirisasi dengan AS"
Post a Comment