Pada 20 September 2001, Presiden George W. Bush memulai "War on Terror" (perang melawan teror).
"Warga Amerika tidak hanya akan menyaksikan satu perlawanan, tetapi rangkaian perlawanan yang tidak pernah kita lihat sebelumnya," kata Bush, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.
Perang pun digencarkan di Afghanistan untuk mencari Osama bin Laden, pimpinan al-Qaida yang disebut menjadi dalang serangan 11 September.
Anggaran raksasa pun dikeluarkan untuk menjalankan "perang" ini.
Pada tahun pertama "War on Terror", Kongres Amerika mengucurkan dana darurat untuk perang sebesar US$ 29,3 miliar atau sekitar Rp 430 triliun.
Langkah ini disusul dengan pengiriman tentara Amerika ke Irak pada 21 Maret 2003. Bush menyebut CIA memprediksi ada senjata pemusnah massal di negara tersebut.
Alhasil, anggaran yang dikucurkan untuk perang di Afghanistan dan Irak terus melonjak. Pada penghujung periode kedua Bush di Gedung Putih, program "War on Terror" telah menghabiskan US$ 1,164 triliun atau sekitar Rp 18 ribu triliun.
Sekitar 10 tahun setelah Peristiwa 11 September, di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama, Osama bin Laden yang diburu, bisa ditemukan Pasukan Khusus Angkatan Laut Amerika dalam sebuah operasi di Pakistan, dan terbunuh pada 2 Mei 2011.
Pada Desember 2014, Obama pun mengumumkan penghentian operasi militer di Afghanistan.
Namun, munculnya kelompok yang menyebut diri mereka ISIS di Irak dan Suriah, membuat "War on Terror" terus berlanjut.
Obama total mengucurkan US$ 807 miliar atau sekitar Rp 12 ribu triliun pada dua periode kepemimpinannya. Sementara, Trump telah menganggarkan US$ 156 miliar atau sekitar Rp 2.300 triliun untuk "War on Terror".
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2xbzrj1Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Penampakan Dramatis Gedung WTC Sebelum dan Sesudah Serangan 9/11"
Post a Comment