Search

Investasi China di Afrika Senilai Rp 859 Triliun Picu Kekhawatiran Kolonialisme Baru

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping pada Senin, 2 September 2018, menjanjikan dana senilai US$ 60 miliar (setara Rp 859 triliun) untuk membiayai proyek-proyek di banyak negara Afrika, dalam bentuk bantuan, investasi dan pinjaman.

Disebutkan bahwa anggaran bernilai fantastis itu bertujuan untuk menghubungkan prospek ekonomi benua Afrika dengan "inspirasi kemajuan ekonomi" China.

Berbicara di sela-sela pertemuan para pemimpin Afrika di Beijing, Presiden Xi mengatakan angka tersebut termasuk US$ 15 miliar dalam bentuk hibah, pinjaman bebas bunga dan pinjaman lunak, US$ 20 miliar dalam jalur kredit, US$ 10 miliar untuk "pembiayaan pembangunan" dan US$ 5 miliar untuk pembeliam impor dari Afrika.

Selain itu, sebagaimana dikutip dari Telegraph.co.uk pada Selasa (4/9/2018), Presiden Xi juga mengatakan bahwa China akan mendorong perusahaan-perusahaan dari negaranya, untuk berinvestasi setidaknya US$ 10 miliar (setara Rp 149 triliun) di Afrika selama tiga tahun ke depan.

Jangkauan China ke Afrika, menurut beberapa pengamat, bertujuan untuk membangun perdagangan, investasi dan hubungan politik dengan benua yang kerap diabaikan oleh AS dan negara-negara Barat lainnya.

Hal tersebut memberi peluang menguntungkan bagi kedua belah pihak. China akan diuntungkan secara pengaruh ekonomi, dan negara-negara Afrika menjadi sedikit lebih tenang dengan tuntutan yang tidak sebegitu ketat dengan yang diberikan oleh investor Barat.

Beijing diketahui tidak menuntut banyak tentang perlindungan terhadap korupsi, pemborosan dan kerusakan lingkungan.

Tidak ada rincian yang diberikan pada proyek-proyek tertentu, meskipun Presiden Xi mengatakan China sedang merencanakan inisiatif di delapan bidang, termasuk menyediakan US$ 147 juta (setara Rp 219 triliun) bantuan pangan darurat, mengirim 500 ahli pertanian ke Afrika, dan memberikan beasiswa, pelatihan kerja, serta peluang promosi perdagangan.

Selama pidato di KTT terkait, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyampaikan bantahan keras tentang kritik terhadap bantuan pembangunan China di Afrika, yang banyak dinilai sebagai bentuk "kolonialisme baru".

Menanggapi keresahan pelaku ekonomi global, Presiden Xi menyampaikan sebelum pembukaan resmi Forum Kerjasama China-Afrika, bahwa inisiatif "Belt and Road" murni untuk memperluas pasar. Dia meyakinkan bahwa Beijing ingin membangun pengaruh strategis di bidang ekonomi dan perdagangan, menjanjikan investasi China hadir tanpa ada ikatan politik apapun.

"Unilateralisme dan proteksionisme sedang meningkat. Pertumbuhan ekonomi tidak memiliki dorongan kuat," kata Presiden Xi dalam sebuah pidato.

"Kerjasama China-Afrika adalah jalan menuju kemakmuran bersama yang membawa manfaat bagi kedua bangsa," lanjutnya yakin.

Simak video pilihan berikut:

Seperti ini malam di kota 'rasa' Rusia yang ada di China.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2LRYzzG

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Investasi China di Afrika Senilai Rp 859 Triliun Picu Kekhawatiran Kolonialisme Baru"

Post a Comment

Powered by Blogger.