Senada dengan Aditia Purnomo, Koordinator Komite Nasional Pelestaian Kretek (KNPK), Azami Mohammad menolak keras APACT 12th yang diinisiasi oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT). Menurutnya, APACT 12th adalah agenda terselubung asing untuk menguasai industri yang hulu hingga hilirnya dikelola oleh masyarakat Indonesia secara mandiri.
Sektor hulu dari IHT, lanjut Azami, adalah perkebunan tembakau dan cengkeh. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi, sementara perkebunan cengkeh tumbuh di 30 provinsi. Mayoritas lahan tembakau dan cengkeh milik rakyat dan dibudidayakan sepenuhnya oleh rakyat, yang berarti menunjukkan kemandirian dan kedaultan ekonomi mereka.
"93 persen produk IHT adalah kretek. Sisanya adalah cerutu, farmasi, produk makanan, kosmetik dan lainnya. Dari hulu hingga hilir IHT menyerap 6,1 juta tenaga kerja. Artinya, IHT telah membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan, menekan pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan. Tak hanya itu, IHT adalah sektor perekonomian yang paling tahan krisis," tutur Azami.
Yang lebih membanggakan, ungkap Azami, melalui penerimaan cukai IHT memberikan sumbangan sebesar 8,92 persen terhadap APBN atau setara Rp148,2 triliun. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan pendapatan pajak dari sektor minyak dan gas yang hanya 3,03 persen.
"Dengan demikian, APACT maupun segala gerakan yang bertujuan membunuh IHT harus dilawan, karena hal itu adalah bentuk intervensi terhadap kemandirian dan kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Azami.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QsVnxJBagikan Berita Ini
0 Response to "Komunitas Kretek Tolak Konferensi APACT 12th"
Post a Comment