Search

Konferensi Asia Pasifik dan Petani yang Gelisah

Aditia Purnomo (Komunitas Kretek​​​​)​​​​​ dan M. Nur Azami (Komite Nasional Pelestarian Kretek) menyebutkan bahwa FCTC adalah neokolonialisme. Dengan bentuk perjanjian internasional, FCTC bertujuan untuk mematikan Industri Hasil Tembakau.

"Ada 38 butir pasal yang secara eksplisit mengatur pelarangan penyebaran produk hasil tembakau. Kretek itu budaya, bukan sekadar industri," kata Aditia. 

Penyelenggaraan APACT12th dituding beragenda penghancuran salah satu komoditas strategis nasional, yaitu Industri Hasil Tembakau.

"Itulah sebabnya kami bersama-sama menolak keberadaan dan semua produk yang dihasilkan dari penyelenggaraan APACT12th. Kami juga menolak tafsir tunggal antitembakau terhadap SDG’s. Karena menuding bahwa IHT menjadi penghalang tercapainya tujuan SDG’s," kata M.Nur Azami.

Penolakan para pemangku kepentingan itu disertai harapan agar pemerintah melindungi dan memaksimalkan potensi IHT sebagai wujud tercapainya agenda prioritas Nawa Cita dan tujuan SDG’s. Kebijakan terkait dengan perjanjian industri tembakau, diminta agar melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) IHT.

"Intinya, kami menolak segala bentuk intevensi asing yang bertujuan untuk mengaksesi FCTC karena itu mengancam keberlangsungan IHT. Mudah-mudahan masyarakat tak terjebak gerakan antitembakau untuk menghancurkan kedaulatan nasional," kata Nur.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QvcDm1

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Konferensi Asia Pasifik dan Petani yang Gelisah"

Post a Comment

Powered by Blogger.