Sementara itu, laporan Save the Children juga menyebut perang telah menyebabkan keterlambatan dalam membayar gaji guru dan pegawai negeri. Bahkan, beberapa dari mereka tidak menerima upah selama hampir dua tahun.
Bersamaan dengannya, nilai mata uang riyal Yaman dilaporkan mengalami kemerosotan hingga mendekati 180 persen dari nilainya selama periode yang sama.
Awal bulan ini, mata uang tersebut mencapai nilai terendah dalam sejarah, sehingga menempatkan beban lebih lanjut pada ekonomi rakyat setempat.
"Perang ini berisiko membunuh seluruh generasi, orang tua dan anak-anak Yaman, yang menghadapi berbagai ancaman, mulai dari bom, kelaparan, hingga penyakit yang seharusnya dapat dicegah seperti kolera," kata kepala eksekutif Save the Children International, Helle Thorning-Schmidt.
Hingga Agustus 2018, Save the Children mengatakan telah merawat hampir 400.000 anak di bawah usia lima tahun karena kekurangan gizi.
Selain itu, lembaga tersebut mencatat sejauh 2018 ini, diperkirakan ada lebih dari 36.000 anak berisiko meninggal sebelum akhir tahun.
Menambahkan data dari laporan PBB, hampir 10.000 orang --dua pertiga dari mereka warga sipil-- telah tewas dan 55.000 lainnya terluka dalam pertempuran di Yaman.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2QHGEz9Bagikan Berita Ini
0 Response to "Lebih dari 5 Juta Anak di Yaman Berisiko Terserang Kelaparan Akut"
Post a Comment