Liputan6.com, Kuningan - Puluhan alat penumbuk padi atau lesung berjejer dekat dengan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (3/9/2018). Hampir seluruh hasil bumi yang ditanam masyarakat adat Cigugur disajikan.
Upacara adat Seren Taun berjalan khidmat, seluruh masyarakat adat Cigugur turut merayakan ritual yang digelar secara turun temurun itu. Seperti diketahui, upacara adat tersebut merupakan bentuk ucapan syukur masyarakat Sunda Wiwitan setiap tahunnya.
"Ini merupakan sebuah puncak rasa syukur masyarakat agraris Sunda. Setiap tahunnya, upacara ini dilaksanakan setiap tanggal 18 - 22 Rayagung, Tahun Saka Sunda," ungkap Ketua Panitia upacara adat Seren Tahun, Ratu Dewi Kanti Setianingsih.
Menurut dia, upacara ini merupakan gambaran wujud dari persatuan dan kesatuan ditengah keberagamaan yang ada di Desa Cigugur. "Terbukti walaupun berbeda, masyarakatnya bisa hidup rukun dan guyub," kata dia.
Dia menjelaskan, salah satu rangkaian upacara Seren Taun adalah Tari Buyung. Gerakannya menggambarkan penyelarasan manusia dengan alam. Dalam tarian itu, manusia diajak untuk lebih dekat dengan alam dan mencintainya sebagai sahabat yang harus terus berjalan bersama.
"Arak-arakan masyarakat terdiri dari empat formasi barisan muda- mudi, ibu-ibu, bapak-bapak, dan rombongan atraksi kesenian yang membawa hasil panen dari empat penjuru Cigugur," ujar dia.
Barisan terdepan, membawa padi, buah-buahan, dan umbi-umbian yang diikuti seorang pemuda membawa payung janur bersusun tiga. Di belakangnya, ada 11 pemudi membawa padi bibit yang dipayungi para jejaka. Jumlah sebelas melambangkan simbol saling mengasihi (welas asih).
Di baris ketiga, terdapat rombongan ibu-ibu yang membawa padi di atas kepala (nyuhun). Di baris keempat, rombongan bapak-bapak memikul padi dengan rengkong dan pikulan biasa.
Dia mengatakan, masyarakat adat sunda Cigugur bertekad melestarikan dan melakukan upaya perlindungan terhadap hukum-hukum adat warisan dari para leluhurnya.
"Seperti filosofi Prabu Niskala Wastu Kancana menyebutkan, pakena gawe rahayu pikeun heubeul jaya dina buana, berbuat baiklah agar lama jaya di dunia. Kebaikan sosial yang berdampak bagi masyarakat banyak itulah yang diajarkan dalam Tradisi Seren Taun," sambung Dewi Kanti.
Seperti diketahui, acara Seren Taun adalah upacara adat yang dilakukan setiap tahun yang mempunyai tujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas dilimpahkannya rizki dari hasil pertanian yang didapatkan. Upacara ini juga dimaksudkan agar Tuhan memberikan perlindungan di musim tanam mendatang.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MJfHgqBagikan Berita Ini
0 Response to "Tekad Hidup Rukun dalam Tradisi 'Seren Taun' ala Sunda Wiwitan"
Post a Comment