:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,553,20,0)/kly-media-production/medias/2366702/original/067557100_1537849473-WhatsApp_Image_2018-09-25_at_11.20.00.jpeg)
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil) Daenuri juga mengaku menjadi korban koneksi fingerprint dengan TPP. Tunjangan miliknya pada September ini terpotong Rp 600 ribu karena dianggap tidak masuk tiga hari.
Padahal seingatnya, ia sama sekali tidak pernah absent selama Agustus kemarin. Namun ia mengakui, beberapa kali tidak bisa mengakses fingerprint pada siang hari setelah selesai tugas di luar kota.
Ia sedikit memberikan usulan, jika memang peraturan ini terus diterapkan harus ada kesesuaian kegiatan di luar kantor. Pelaksanaan rapat atau sejenisnya di luar kantor, sebaiknya bisa dilaukan sebelum atau sesudah pukul 14.00.
"Kalau pagi sudah bisa dilakukan pukul 06.00, serta kalau siang bisa sampai pukul 16.00. Dari 32 ASN di kantor saya, ada 24 yang dipotong TPP-nya," kata Daenuri.
Hal sama juga dialami Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Purwadi Samsi. TPP miliknya terpotong sebesar Rp 500 ribu.
Sementara itu, Kepala BKD, Suparmin saat dikonfirmasi tidak memberikan banyak jawaban. Ia hanya membenarkan ada pemotongan TPP karena data absensi di fingerprint. Menurutnya, persoalan masih akan dirapatkan lagi di tingkat Sekda.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2DtIcdDBagikan Berita Ini
0 Response to "Tunjangan Pegawai Pemkab Rembang Dipotong Jutaan Rupiah, Salah Apa?"
Post a Comment