Begitu pranata cara atau pemandu acara mempersilahkan prosesi rebutan, dalam sekejap, gunungan itu lenyap diserbu ratusan yang sudah berkerumun di lokawisata Baturraden.
"Di sini lah sisi menariknya, karena setelah didoakan, gunungan yang diarak, akan diperebutkan oleh masyarakat," ujarnya.
Asis menerangkan, puluhan tenong yang dibawa berisi takir, yakni sajian makanan tradisi rames yang terbungkus daun atau besek. Takir ini nantinya akan dimakan bersama setelah upacara selesai.
Sedangkan tumpeng kuat, tumpeng robyong dan tumpeng tri warna dilarung di sungai Gumiwang. Kegiatan Grebeg Suran akan diakhiri dengan penyembelihan Wedhus Kendit di Komplek Pemakaman Petilasan atau situs Baturraden.
"Selain kirab budaya grebeg suran, juga digelar festival kopi banyumas, pementasan wayang kulit ruwat bumi dan pementasan wayang kulit semalam suntuk pada malam harinya," Asis menerangkan.
Pegiat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB), Tekad Santoso menerangkan, gunungan merupakan wujud syukur masyarakat dan pelaku wisata dari desa penyangga Baturraden atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini telah berjalan turun temurun selama puluhan tahun.
Tekad menerangkan, usai proses ngalap berkah, buah dan sayur yang didapat saat rebutan akan dibawa pulang untuk dikonsumsi. Adapun biji atau benih, akan ditanam di ladang. Mereka percaya, meski tak cukup untuk seluruh luasan ladang, dengan menanam biji atau benih dari grebeg suran, tanaman mereka akan tumbuh subur. Sebab, benih itu telah didoakan oleh ribuan orang.
"Ini semacam syarat saja. Perlambang, bahwa biji yang ditanam kembali itu dipercaya oleh masyarakat akan menghasilkan biji dan benih yang terbaik, terbebas dari serangan dan hama, dia menjelaskan.
Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Banyumas, Saptono mengatakan, saat ini tradisi budaya tahunan Grebeg Suran menjadi ikon kawasan wisata Baturraden. Ribuan pengunjung hadir dalam prosesi ini.
Dia menjelaskan, awalnya Grebeg Suran adalah agenda rutin masyarakat sekitar lereng selatan Gunung Slamet tiap bulan Sura. Namun, sejak tahun 2000, Grebeg Suran dikemas agar menjadi atraksi wisata yang menarik.
"Awalnya, peringatan sura ini adalah tradisi turun temurun. Sejak tahun 2000-an Grebeg Suran dikemas menjadi atraksi wisata. Tujuannya untuk mempromosikan Baturraden," Saptono menerangkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Yuk, Ikuti Serunya Rebutan Gunungan di Festival Baturraden"
Post a Comment