:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2378963/original/051082900_1539082726-Batu_Tameng.jpg)
Keberadaan batu tameng tidak hanya menjadi bagian dari catatan sejarah Cirebon. Masyarakat meyakini batu tameng sebagai media penolak bala.
"Kalau saya meyakini batu tameng itu bukan nama orang tapi jabatan seseorang," kata Opan.
Tidak sedikit pengunjung maupun peziarah melemparkan uang ke arah batu tameng. Sejumlah pengendara juga menyempatkan diri melempar uang ke batu tameng jika melewati kawasan Gunung Jati.
Opan menjelaskan tradisi lempar uang ke sebuah batu itu sudah dilakukan sejak lama. Bahkan, tidak sedikit warga setempat sengaja menunggu di tepi jalan sekitar batu tameng agar mendapat lemparan uang dari pengendara.
"Banyak apalagi sore hari warga duduk di tepi jalan persis di depan kawasan batu tameng," kata Opan.
Opan menjelaskan tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk sedekah warga atau pengunjung. Tujuan utamanya untuk mendapat berkah dan dijauhkan dari malapetaka.
"Sesuai dengan ajaran Islam, sedekah itu kan bisa menolak bala. Intinya sedekah, bukan hal-hal lain," ujar Opan.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:
Ziarah Charly Van Houten ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Batu Penolak Bala di Komplek Makam Sunan Gunung Jati Cirebon"
Post a Comment