:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2382004/original/020853400_1539343220-vaksin_China.jpg)
Liputan6.com, Beijing - Para aktivis HAM di China mengaku khawatir tentang keselamatan salah seorang rekan wanitnya, yang menghilang sejak lebih dari 40 hari lalu.
Di saat bersamaan, banyak keluarga yang didorong oleh aktivis terkait, mendapat tekanan dari pemerintah untuk mencabut tuntutan ganti rugi, terkait skandal vaksin yang pernah melanda negara itu.
Tan Hua (38), nama aktivis yang hilang tersebut, ditangkap pada bulan Juli, setelah mengungkap skandal program vaksin nasional. Ia mengorganisir protes dan tuntutan banyak keluarga, yang menyerukan kompensasi dan perubahan bagaimana otoritas kesehatan mengelola vaksin.
Dikutip dari The Guardian pada Jumat (12/10/2018), banyak pengamat menyebut kasus ini sebagai salah satu skandal kesehatan masyarakat terbesar di China, sejak penemuan susu formula bayi tercemar pada 2008 silam.
Changsheng Biotechnology, yang berbasis di provinsi Jilin, ditemukan telah menjual 250.000 vaksin cacat, di mana terkuak setelah investigasi menyeluruh pada tahun 2014. Pembuat vaksin besar lainnya, Wuhan Institute of Biological Products milik negara, juga memproduksi vaksin yang salah untuk bayi.
Tan, yang mengklaim dia adalah korban vaksin rabies yang cacat pada tahun 2014, dan telah melakukan protes selama bertahun-tahun, berada di antara setidaknya sembilan demonstran lainnya yang ditahan, setelah mencoba untuk melakukan aksi protes di Lapangan Tiananmen Beijing pada awal September, bertepatan dengan penyelenggaraan KTT China-Afrika di ibu kota.
He Fangmei, orator demo lainnya yang bersama Tan kala itu, mengatakan: "Sekitar 10 atau 20 orang berpakaian preman mengelilingi kami, dan menangkap Tan Hua. Saya mencoba menelepon para aktivis lainnya untuk meminta bantuan."
He, yang mengatakan putrinya lumpuh sebagian setelah menerima salah satu vaksin palu tersebut, dipulangkan paska oleh pemerintah China ke provinsi asalnya, Henan.
Tidak seperti He dan aktivis lainnya yang dibebaskan, atau setidaknya keluarga masing-masing mendapat kabar penangkapan, Tan benar-benar hilang dari pantauan sejak 3 September.
Dia dilaporkan memiliki epilepsi dan masalah kesehatan lainnya, yang sempat mencari kompensasi di Beijing untuk masalah kesehatannya.
"Tan Hua adalah satu-satunya yang benar-benar menghilang tanpa informasi apa pun," kata He sedih.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping melakukan aksi masak pancake bersama di sela-sela pertemuan ekonomi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China Diduga Culik Aktivis yang Mengkritik Skandal Vaksin Palsu"
Post a Comment