:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2381368/original/074567900_1539287045-SPANDUK_PROVOKATIF_6-Muhamad_Ridlo.jpg)
Hanya saja, ia mengimbau agar ketidaksepakatan itu disampaikan bukan kepada publik melainkan pada forum-forum diskusi.
"Kalau kita menanggapinya ya capek menghabis-habiskan energi. Ada yang tidak setuju juga tidak apa-apa," ujarnya.
Diketahui, sejumlah spanduk bernada provokatif muncul menjelang gelar budaya sedekah laut di Cilacap, Jawa Tengah. Spanduk tersebut antara lain berbunyi, "Jangan Larung Sesaji Karena Bisa Tsunami", "Rika Sing Gawe Dosa, Aku Melu Cilaka” (Kamu yang berbuat dosa, saya ikut celaka), "Sedekah Karena Selain Allah Mengundang Azab Looh" dan lain sebagainya.
Sebelum pemasangan spanduk ini, ternyata ada kelompok tertentu yang mendesak agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cilacap meminta Bupati membatalkan sedekah laut. Namun desakan itu ditolak.
Sebab, di luar kelompok yang menolak, kelompok lainnya, seperti NU Cilacap, tak mempermasalahkan gelar budaya sedekah laut. Sekretaris PCNU Cilacap, Hazam Bisri mengemukakan, sedekah laut adalah prosesi budaya yang tak berpotensi merusak akidah atau ketauhidan.
Bahkan, menurut dia, adat istiadat kebudayaan ini perlu dilestarikan. Sedekah laut juga telah digelar ratusan tahun oleh masyarakat nelayan.
"Kita tidak sepakat dengan usulan pembatalan sedekah laut. NU tetap mendukung sedekah laut," kata Hazam, yang juga Sekretaris MUI Cilacap.
Munculnya spanduk ini pun memicu reaksi keras dari Ormas dan kelompok masyarakat yang tak sepakat lantaran konten spanduk dinilai bisa memicu perpecahan. Akhirnya, pada Kamis petang, spanduk bernada provokatif itu dicopot oleh panitia dari FUI.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Heboh Sumur Api di Rawajaya Bantarsari Cilacap
Bagikan Berita Ini
0 Response to "FUI Cilacap Akhirnya Copot Spanduk Provokatif Soal Sedekah Laut"
Post a Comment