Search

Heboh Tsunami Terjang Cilacap-Kebumen Desember 2018, Ini Faktanya

"Gempa tidak bisa diprediksi, indikatornya apa? BMKG juga belum tahu gempa itu kapan dan dimana. Itu hoaks," ucap Sarwa.

Sarwa menjelaskan, BMKG hanya dapat mengukur kekuatan gempa setelah bencana itu terjadi. Mengacu kekuatan gempa itu, baru bisa diperkirakan apakah gempa berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak.

Biasanya, gempa di atas 6,5 Skala Ritcher berpotensi tsunami. Itu pun ada sejumlah faktor lain yang mendukung kemunculan gelombang Smong dalam bahasa Aceh itu.

"BMKG akan merilis setelah diketahui kekuatan gempa itu," dia menambahkan.

Senada dengan Sarwa, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyo Aji Prayoedhi memastikan kabar gempa dan tsunami yang disebabkan aktivitas Sesar Lasem tidak bisa dipertanggungjawabkan alias hoaks.

Menurut Setyo, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi. Sedangkan tsunami baru bisa diperkirakan setelah gempa benar-benar terjadi.

"Kalau ada yang memperkirakan gempa terjadi hari apa tanggal berapa, itu pasti hoaks," Setyo menambahkan.

Dilansir dari akun instagram BMKG, Sesar Lasem memang ada dan merupakan sesar tua yang tetap dimonitor. Namun, tak ada yang bisa memprediksi kapan akan menyebabkan gempa.

"Namun sekali lagi, jika ada yang memprediksikan sebuah gempa akan terjadi karena sesar ini sesar itu disertai tanggal, dan waktu yang detail sudah pasti itu #HOAX," demikian tertulis dalam keterangan @infobmkg.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2S4VZKQ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Heboh Tsunami Terjang Cilacap-Kebumen Desember 2018, Ini Faktanya"

Post a Comment

Powered by Blogger.