:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,20,289,0)/kly-media-production/medias/2371532/original/094416900_1538384931-kelenteng_sam_poo_kong_1.jpg)
Untuk bisa masuk ke kawasan Kelenteng Sam Poo Kong diberlakukan dua jenis tiket masuk. "Jadi di kelenteng ini ada dua loket masuk ya. Satu loket wisata, satu loket sembahyang atau terusan, kita menyebutnya tiket luar (wisata) dan tiket dalam (ibadah)," Bagus menjelaskan.
Tiket wisata dijual dengan harga Rp 10 ribu saat akhir pekan dan Rp 7.000 hari Senin-Jumat. Sementara itu, tiket terusan dihargai Rp 28 ribu.
"Tapi kalau untuk ibadah free alias gratis. Kalo dia sudah bawa perlengkapan ibadah sendiri, seperti hio, lilin, dan sebagainya, free (masuk). Lalu kalau yang mau ibadah tapi enggak bawa apa-apa, kita wajibkan untuk beli alat ibadah sembahyang dulu di sini, baru ditukar dengan free tiket di dalam."
Menurut Bagus, sistem dua loket tiket ini diterapkan sekaligus untuk menjaga kekhusyukan orang yang tujuannya untuk beribadah. Per hari, rata-rata Kelenteng Sam Poo Kong dibanjiri 800 sampai 1.000 orang, baik untuk tujuan wisata ataupun beribadah.
"Kalau weekend bisa sampai 2.500 orang. Ramai kayak gini," dia menambahkan.
Asti dan beberapa teman sepermainannya yang ditemui di Kelenteng Sam Poo Kong mengaku sudah beberapa kali datang. Baginya, kelenteng ini adalah wisata murah meriah dan cocok untuk semua umur dan kalangan.
"Murah meriah. Main-main saja, kumpul, sama teman-teman di sini," kata ABG berhijab ini.
Menanggapi hal itu, Bagus juga mengakui wisatawan yang datang tidak terbatas agama ataupun suku tertentu. Kelenteng Sam Poo Kong sudah menjelma menjadi wisata rakyat yang menyenangkan sekaligus cocok untuk para milenial. "Yang penting saling menghormati, tidak terlalu berisik dan melakukan kegiatan positif, karena gimana pun ini adalah tempat ibadah," ucap Bagus menutup pembicaraan kami siang itu.
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Simak video pilihan berikut ini:
Di masa orde lama, Tahun Baru Imlek dirayakan dengan meriah hingga warga tionghoa di Sidoarjo rayakan Imlek dengan dikepung banjir.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jejak Laksamana Muslim di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang"
Post a Comment