:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,553,20,0)/kly-media-production/medias/2383172/original/028008500_1539541846-WhatsApp_Image_2018-10-14_at_08.10.56.jpeg)
Dimana peran Marjo dalam gerakan pengumpulan dana ini?
"Bukan dia Mario an sich, tapi ketulusan dia membantu siapapun, juga ucapan-ucapan dia yang menunjukkan kepedulian pada korban di Lombok, Palu, dan Donggala tak bisa dipungkiri menjadi inspirasi bagi kami," kata Mirsha.
Edi Purwanto juga menyebutkan bahwa nyaris setiap pagi, Marjo juga ikut aktif jalan kaki di lapangan itu.
"Kami memperlakukan Marjo sebagaimana memperlakukan warga lainnya. Nyatanya dia memang sangat populer tak hanya di Muntilan, namun juga beberapa kecamatan lain," kata mas Pur.
Melalui video call, Liputan6.com mencoba menghubungi Marjo. Begitu tersambung, ucapan kangen yang ia ucapkan.
"Kowe saiki nengndi? Kangen je. (Kamu sekarang dimana? Kangen)," itu ucapan pertama saat manatap layar gadged.
Marjo tak berubah sejak puluhan tahun lalu,. Dari obrolan pendek, Marjo mengungkapkan keyakinannya bahwa berbagi tak membuat miskin, dan menyimpan tak membuat kaya.
"Gelasmu wolu, sing telu mbok sumbangke wong, opo kowe dadi mlarat? Njur nek sing telu mbok simpen, opo kowe dadi sugih? (Misalnya kamu punya gelas delapan. Tiga kamu sumbangkan, apakah kamu mendadak jadi miskin? Atau andai yang tiga itu tetap kamu simpan, apa kamu juga menjadi kaya?)," demikian ucapan Marjo, Minggu 14 Oktober 2018 melalui video call.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PzUPFtBagikan Berita Ini
0 Response to "Marjo Muntilan Sebuah Inspirasi Seni(n) Itu Indah"
Post a Comment