Search

Menilik Bagaimana Petani Banyumas Bersahabat dengan Paceklik

Bisa dipastikan, saat itu harga beras akan melonjak tinggi. Gabah pun turut terkerek, seiring paceklik dan baru akan berakhir pada masa panen raya, sekitar Maret 2019.

"Masih banyak petani yang menyimpan gabah. Nanti jualnya saat paceklik, mungkin Januari," dia menjelaskan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas, Widiarso menyebut, stok beras dan gabah di Banyumas dalam status aman meski ada El Nino. Menurut dia, tak terjadi dampak signifikan munculnya fenomena yang mengubah pola musim itu.

Bahkan, cuaca kering di musim tanam kedua lalu berdampak positif dengan minimnya serangan berbagai hama. Dia bahkan berani memprediksi hasil panen petani Banyumas pada tahun 2018 ini justru meningkat.

Pasalnya, tak ada serangan hama wereng yang biasanya muncul saat kelembapan tinggi. El Nino yang cenderung kering menyebabkan kelembapan udara normal dan relatif bebas dari ancaman penyakit lainnya, seperti hawar daun, patah leher, yang disebabkan oleh serangan bakteri atau jamur.

Pada tahun 2018 ini, Banyumas menarget sebanyak 374 ibu ton Gabah Kering giling (GKG) dari luasan hamparan tanam 68 ribu hektare. Hamparan panen itu diperoleh dari luas total sawah Banyumas yang mencapai 32 ribu hektare.

Dari target itu, kini yang sudah dicapai adalah hamparan panen seluas 65 ribu hektare. Sementara, 3.000 hektare lainnya akan diperoleh dari wilayah lereng Gunung Slamet, seperti Pekuncen, Ajibarang, Cilongok, Baturraden, dan Sumbang yang petaninya selalu menanam sepanjang tahun.

"Prediksi kita malah naik, karena tidak ada serangan wereng," ucap Widiarso.

Untuk menghitung hasil panen, Dinas Pertanian menggunakan metode sampel area dan statistik pertanian, yang di Banyumas disebut dengan metode ubinan. Petugas menghitung hasil panen dari sebuah luasan tertentu, yakni ubin, dengan ukuran sekitar 14,0625 meter persegi.

Jumlah gabah yang dihasilkan dari sampel itu digunakan untuk memperkirakan hasil panen di sebuah kawasan sampel. Metode ubinan itu juga dilakukan di kawasan lain sehingga diperoleh produktivitas total gabah Banyumas.

"Kita itu target untuk produktivitas itu, sekitar 5,5 ton per hektare, dikali luas panen. Luas panen kita sekitar 68 ribu hektare. Target panen kita tinggal sedikit, karena sudah tidak ada lagi yang panen," ujar Widiarso.

Simak video pilihan berikut ini:

Langkah pemerintah untuk membuka lebar-lebar izin impor pangan seperti beras, garam, dan gula menuai kontroversi. Pasalnya, izin impor terus ditambah dan dilakukan mendekati tahun politik. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun angkat bicara.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2SxX4uQ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menilik Bagaimana Petani Banyumas Bersahabat dengan Paceklik"

Post a Comment

Powered by Blogger.