Search

Menjaga Orangutan Tapanuli di Hutan Batangtoru

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, PLTA yang dibangun di Batang Toru berada di luar kawasan hutan. Meski demikian, lokasinya berdekatan dengan kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan Tapanuli yang kemudian kerap menjelajah masuk ke areal yang menjadi lokasi pembangunan PLTA.

Menteri meminta pengembang PLTA Batang Toru untuk menjaga koridor orangutan yang ada. Dia menginstruksikan pengembang PLTA memperkuat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) untuk mengakomodasi keberadaan orangutan di sekitar lokasi pengembangan.

"Kita tidak bisa membatasi pergerakan orangutan, makanya kita yang mengikuti. Kami minta PLTA menambah studi Amdal dan diperbaiki. Khususnya terkait orangutan. Sebab, waktu PLTA itu ada, belum diketahui keberadaan orangutan," katanya.

Namun, baik orangutan Sumatera maupun orangutan Tapanuli sesungguhnya tercatat sebagai satwa dilindungi yang populasinya terancam dengan hilangnya tutupan hutan di wilayah Sumatera. Karenanya, meski spesies orangutan Tapanuli tidak ditemukan, lokasi proyek PLTA Batang Toru itu sesungguhnya tetap menjadi rumah dari satwa berstatus terancam punah.

Berdasarkan temuan Persatuan Internasional Konservasi Alam atau International Union for Conservation (IUCN) di 2016, jumlah orangutan Kalimatan (Pongo pygmaeus) bisa turun menjadi 47,000 pada 2025 dari estimasi populasinya di 2016 sekitar 105,000.

Sedangkan orangutan Sumatera (Pongo abelii) spesies yang berbeda dari yang ada di Kalimantan, bahkan lebih terancam kepunahannya, yang populasi diperkirakan sekitar 12.000 ekor.

Dalam suatu perkembangan positif, studi yang dilakukan tim periset dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology dan beberapa institusi lainnya mendapati seekor orangutan Kalimantan lebih tangguh dan mudah beradaptasi dari perkiraan semula. Orangutan ini ternyata lebih sering berjalan kaki di atas tanah dari pada perkiraan sebelumnya dan bisa memakan tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah menjadi bagian makanan alami mereka.

Beberapa penulis berpendapat hal ini memungkinkan orangutan bertahan hidup di hutan-hutan kecil dan di lokasi-lokasi di mana hutannya sudah terpisah-pisah. Namun, ada satu hal yang tidak dapat mereka atasi, adalah tingginya angka pembunuhan yang terlihat dewasa ini, menurut salah seorang peneliti dari Liverpool John Moores University, Inggris, Serge Wich.

"Orangutan merupakan spesies satwa yang pembiakannya sangat lambat," ujar Segie.

Jika hanya satu dalam 100 individu orangutan dewasa dipindahkan dari satu populasi per tahun, maka populasi ini kemungkinan besar akan punah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2OCayHW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menjaga Orangutan Tapanuli di Hutan Batangtoru"

Post a Comment

Powered by Blogger.