Menurut Biwara, berdasarkan kajian BPBD DIY dari total 438 desa di DIY, sebanyak 301 desa yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota di DIY teridentifikasi paling rawan terhadap potensi bencana, baik longsor, gunung merapi, kekeringan, banjir, gempa, maupun tsunami.
Penentuan 301 desa rawan bencana itu, jelas Biwara, telah melalui berbagai kajian baik dari sisi geologis, sejarah kebencanaan, kapasitas desa dalam menghadapi bencana, hingga aspek kerusakan dan kerugian dari sisi ekonomi apabila terjadi bencana.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati, Agus Sudaryatno mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem menjelang pancaroba di daerah itu.
"Cuaca ekstrem yang memicu angin kencang serta hujan lebat tetap perlu diantisipasi saat pancaroba," kata dia.
Agus mengatakan awal musim hujan tidak mengalami kemunduran atau tetap diperkirakan terjadi pada November. Pada dasarian (10 hari) pertama November, musim hujan terjadi paling awal di Sleman bagian utara, dilanjutkan Sleman bagian barat, Kulon Progo bagian utara dan Kulon Progo bagian barat.
Sedangkan paling akhir terjadi pada dasarian ketiga November yang meliputi Gunung Kidul bagian Selatan, dan Bantul bagian Timur.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Musim Hujan, Warga Yogyakarta Diimbau Jangan Tidur Terlalu Nyenyak"
Post a Comment