:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1588019/original/097014900_1538998899-PG_1.jpg)
Laporan IPCC menunjukkan dengan jelas bahwa perubahan iklim benar-benar terjadi, dan, apa yang akan terjadi kemudian, bisa saja jauh lebih buruk. Terkecuali, langkah politis internasional segera diambil untuk mencegah hal tersebut.
"Salah satu pesan kunci yang keluar sangat kuat dari laporan ini adalah bahwa kita sudah melihat konsekuensi dari 1 derajat C pemanasan global melalui cuaca yang lebih ekstrim, naiknya permukaan laut dan berkurangnya es laut Arktik, di antara perubahan lain," kata Panmao Zhai, wakil Kelompok Kerja I IPCC.
Bahkan jika suhu pemanasan global dijaga pada atau di bawah 1,5 derajat C, hal itu akan tetap memberikan dampak yang meluas dan signifikan.
Suhu selama gelombang panas di musim panas, seperti yang baru saja dialami di Eropa musim panas ini, dapat diperkirakan meningkat sebesar 3 derajat C kata laporan IPCC.
Kekeringan yang lebih sering atau intens, seperti yang hampir membuat kelangkaaan air di Cape Town, Afrika Selatan, serta peristiwa hujan ekstrim yang lebih sering seperti topan Harvey dan Florence di Amerika Serikat, juga menunjukkan bukti bahwa planet kita hampir mencapai ambang krisis pemanasan.
Terumbu karang juga akan secara drastis terkena dampak, dengan antara 70 dan 90 persen diperkirakan akan mati, termasuk Great Barrier Reef Australia.
Negara-negara di belahan bumi selatan akan berada di antara yang lebih buruk, laporan itu mengatakan, "di mana mereka diproyeksikan untuk mengalami dampak terbesar pada pertumbuhan ekonomi akibat perubahan iklim jika pemanasan global meningkat."
Laporan itu juga menggarisbawahi bagaimana bahkan peningkatan terkecil dalam target tersebut akan memperburuk dampak bencana alam baru-baru ini.
"Setiap tambahan pemanasan akan berdampak signifikan, terutama karena pemanasan yang lebih tinggi dari 1,5 derajat C akan meningkatkan risiko yang terkait dengan perubahan tahan lama atau tidak dapat diubah, seperti hilangnya beberapa ekosistem," kata Hans-Otto Portner, wakil Kelompok Kerja II IPCC.
Laporan itu juga mengutip contoh spesifik tentang bagaimana dampak pemanasan global akan berkurang dengan mempertahankan suhu pemanasan global pada ambang 1,5 derajat C, dibandingkan dengan 2 derajat C --seperti yang diatur dalam Kesepakatan Iklim Paris:
1. Permukaan laut global akan naik 10 cm lebih rendah pada tahun 2100
2. Kemungkinan Laut Arktik bebas dari es laut di musim panas hanya akan terjadi sekali per abad, bukannya sekali per dekade.
3. Terumbu karang hanya akan menurun sekitar 70-90 persen daripada hampir sepenuhnya musnah.
Laporan yang dipublikasikan pada Senin 8 Oktober 2018 dibuat selama tiga tahun dan merupakan hasil pertanggungjawaban langsung dari Kesepakatan Iklim Paris 2015.
Dalam kesepakatan itu, 197 negara menyetujui tujuan untuk menahan suhu global "jauh di bawah" 2 derajat C dan mengejar upaya agar membatasinya pada ambang 1,5 derajat C.
Amerika Serikat pada awalnya ikut dalam perjanjian itu, tetapi Presiden Donald Trump menarik AS keluar satu setengah tahun kemudian, mengklaim bahwa perjanjian itu merugikan Negeri Paman Sam.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2RAjdbqBagikan Berita Ini
0 Response to "PBB: Kita Hanya Punya Waktu 12 Tahun untuk Cegah Malapetaka Pemanasan Global"
Post a Comment