Liputan6.com, New York - Kecelakaan pesawat Trans World Airlines Penerbangan 800 (TWA 800) terjadi pada 17 Juli 1996. Kapal terbang itu meledak dan jatuh ke Samudra Atlantik di dekat East Moriches, New York. Sejumlah saksi mata melihat penampakan bola api saat kejadian.
Boeing 747-100 tersebut celaka pada pukul 20.31 waktu setempat, hanya 12 menit setelah take off dari Bandara Internasional John F. Kennedy, untuk transit di Paris, sebelum ke tujuan akhir yakni Roma, Italia.
Tak ada yang selamat. Sebanyak 230 orang di dalamnya tewas. Insiden tersebut adalah kecelakaan paling mematikan ketiga dalam sejarah penerbangan sipil di Amerika Serikat.
Keesokan harinya, para penyelidik dari National Transportation Safety Board (NTSB) segera dikirim ke lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab pasti meledaknya pesawat di udara.
Sejumlah aparat pun dilibatkan dalam penyelidikan, termasuk Federal Bureau of Investigation (FBI) dan New York Police Department (NYPD), yang bergabung dalam gugus tugas penanggulangan teroris.
Kala itu, ramai beredar teori konspirasi menyebut, TWA 200 jadi korban aksi terorisme. Konon, kapal terbang tersebut dihantam misil yang ditembakkan pihak teroris. Atau ada bom yang sengaja ditanam di dalamnya.
Dugaan lain menyebut, rudal tak sengaja ditembakkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy). Pemerintah AS pun dituding sengaja menutup-nutupi penyebab pasti kecelakaan maut itu.
Tak sedikit pula yang menyebut, pesawat bernasib nahas lantara ledakan pada tanki bahan bakar maupun kegagalan struktural atau dekompresi.
Pada 18 November 1997, FBI akhirnya mengumumkan kesimpulan penyelidikan yang berlangsung selama 16 bulan.
Seperti dikutip dari CNN, Sabtu (17/11/2018), FBI menyimpulkan bahwa tak ada unsur kriminalitas dalam kecelakaan pesawat maut itu.
"Tak ada bukti yang ditemukan yang mengindikasi bahwa aksi kriminalitas menjadi penyebab tragedi TWA Penerbangan 800," kata Asisten Direktur FBI kala itu, James Kallstrom.
Semua bukti-bukti yang ada di tangan FBI kemudian diserahkan pada pihak Dewan Keselamatan Transportasi Nasional atau NTSB.
"Satu hal yang kami ketahui," tambah Kallstrom. "Tim aparat penegak hukum telah melakukan apapun -- sesuai dengan kemampuan manusia -- untuk mengejar semua petunjuk, meninjau semua teori, dan tidak mengenyampingkan petunjuk apapun."
Ia menambahkan, biaya penyelidikan kecelakaan pesawat TWA 800 yang dilakukan DBI berkisar antara US$ 14 juta hingga US$ 20 juta.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PBB18QBagikan Berita Ini
0 Response to "18-11-1997: Pesawat TWA 800 Meledak di Udara, Teori Kospirasi Vs Kesimpulan FBI"
Post a Comment