Search

Anggota Satpol PP Kendari Jadi Korban Paranoia Massa di Tahun Politik

Liputan6.com, Kendari - Tahun politik membuat paranoia publik menemui muaranya. Dampak hoaks membuat publik lebih beringas. Sedikit teriakan, simpati dan empati berubah jadi emosi.

Irwansyah, petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kendari akhirnya menjadi korban keberingasan massa ini. Ia bersama tim menggelar operasi anak jalanan, namun karena sebuah teriakan ia dituduh penculik. Akibatnya, babak belur dipersekusi, Sabtu, 3 November 2018.

Kisah berawal ketika Irwansyah memisahkan diri dari kelompoknya agar operasi berjalan efektif. Ia menginterogasi anak-anak jalanan. Karena bertugas di bagian intel, otomatis Irwansyah tak mengenakan seragam seperti yang lain.

Saat diinterogasi itulah, tiba-tiba seorang ibu yang mengawasi anak-anak jalanan itu mengemis berteriak kepada warga.

"Tolong, penculik!" teriak sang ibu.

Lokasi razia sendiri berada di sebuah pantai. Malam minggu adalah puncak keramaian pengunjung. Mendengar teriakan seorang ibu, warga langsung bergerak. Irwansyah dikerumuni. Suasana berubah horor.

Menurut Mudar, Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kendari, ibu yang meneriaki Irwansyah mengaku bahwa anak yang diinterogasi adalah anaknya. Irwansyah balik diinterogasi kerumunan massa yang mulai beringas.

"Ada yang menanyakan kartu keanggotaan sebagai Satpol PP," kata Mudar.

Tiba-tiba salah seorang memukul Irwansyah. Pukulan ke wajah ini memancing emosi kerumunan massa, akibatnya puluhan warga yang lain seperti berlomba memukuli Irwansyah.

Sejatinya Satpol PP sudah rutin dan cukup intensif merazia anak-anak jalanan. Sasarannya adalah anak-anak yang mengemis dan menjadi gelandangan.

"Anggota yang bertugas, ada yang pakai seragam Satpol PP dan ada yang tidak," kata Mudar.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2F3oeqX

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Anggota Satpol PP Kendari Jadi Korban Paranoia Massa di Tahun Politik"

Post a Comment

Powered by Blogger.