Liputan6.com, Payakumbuh - Sejumlah itik sawah ikut turun berpacu di etape enam balapan sepeda Tour de Singkarak 2018 di Payakumbuh, Sumatera Barat, Jumat sore.
Namun, bukan sembarang itik yang ikut berlomba melintasi garis finis di depan Kantor Wali Kota Payakumbuh. Mereka adalah itik pebalap di tradisi khas pacu itik di Payakumbuh.
"Kebudayaan pacu itik ini sudah ada sejak 1927," kata Ketua Persatuan Terbang Itik Luhak Limapuluh, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota Datok Parmato Alam ketika ditemui di Payakumbuh.
Tradisi pacu itik telah dilestarikan secara turun temurun di Payakumbuh.
Menurut Datok, sejarah pacu itik diawali dengan kejadian sehari-hari para petani di sawah setempat.
"Kalau di Payakumbuh kan sawah pakai jenjang-jenjang. Pas orang ternak itik, itik dia lompat sawah jenjang itu, terbang dia. Di sana lah cikal bakalnya, itik ini ada potensi bisa terbang," kata Datok, yang juga Ketua DPRD Payakumbuh itu.
Pemerintah setempat pun sudah menjadikan pacu itik sebagai kalender tahunan di bawah pembinaan pemerintah kota dan kabupaten melalui dinas pariwisata, pemuda dan olahraga.
Bahkan, dibuatkan turnamen dan gelanggang pacu itik. Ada enam gelanggang pacu itik di Kabupaten Lima Puluh Kota dan enam lagi di Kota Payakumbuh.
Turnamen pacu itik itu digelar pada bulan Juli setiap tahunnya. Dalam sepekan ada dua hari yang dipergunakan untuk menggelar Grand Prix Pacu Itik.
Nomor yang dilombakan mulai dari 800 meter, 1.000 meter, 1.200 meter, 1.400 meter, dan 1,600 meter.
Ketika lomba, bisa ada 700 itik yang ikut per nomornya, kata Datok. Nomor 1.600 menjadi nomor yang paling bergengsi.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2qEeBVNBagikan Berita Ini
0 Response to "Balapan Itik Ramaikan Tour de Singkarak 2018 di Payakumbuh"
Post a Comment