Liputan6.com, Nusa Dua - Di tengah kian bergeliatnya ekonomi kreatif di tingkat global, Indonesia tergerak untuk menjadi pemimpin dalam mengembangkan berbagai potensinya. Memulai hal tersebut, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kemeneterian Luar Negeri menggelar World Conference of Creative Economy (WCCE), yang bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), 6 hingga 8 November 2018.
Di sela-sela agenda welcoming dinner pada Selasa malam (6/11/2018), Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan dengan antusias bahwa WCCE adalah konferensi tingkat global pertama yang membahas tentang potensi ekonomi kreatif.
Disebutnya ada lima isu utama terkait ekonomi kreatif yang akan akan dibahas selama berlangsungnya WCCE, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem usaha, dan permodalan.
"Saat ini, dunia mengakui ada 11 sektor ekonomi kreatif, sedangkan Indonesia mengklaim terdapat 16. Mengapa bisa berbeda? Karena Indonesia melihat ada banyak peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan beragam potensi ekonomi, bahkan (berasal) dari hal kecil seperti penyedia kebutuhan sehari-hari saja, masyarakat kita bisa membentuk perekonomiannya sendiri, di lingkungan terdekatnya," ujar Triawan Munaf.
"Melalui semangat ekonomi kreatif, pemerintah berusaha membantu masyarakat untuk meningkat nilai dari kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Sederhananya, jika mereka mampu menggerakan sebuah perdagangan kecil, maka melalui medium ekonomi kreatif, potensi perkembangan bisnis mereka di kemudian hari dapat meningkat dengan positif, dan hasilnya pun akan berdampak luas kepada pelaku dan komunitasnya," lanjut Triawan.
Ditambahkan olehnya, bahwa berdasarkan data terakhir pada 2016, Indonesia memiliki sekitar 8.2 juta usaha kreatif dengan jumlah pelaku aktifnya mencapai lebih dari 29 juta orang.
"Tahun 2016, kita (Indonesia) berhasil berada di posisi delapan pada daftar negara dengan semangat ekonomi kreatif tertinggi di dunia, itu menurut data PriceWaterHouse. Sekarang, targetnya dalah naik ke jajaran lima besar selambat-lambatnya 2030 nanti," harap Triawan.
Adapun tentang tema yang diusung, yakni Inclusive Creative, Triawan mengatakan bahwa hal tersebut bertujuan menghadirkan pemahaman dan landasan bersama dalam pengembangan ekonomi kreatif di tingkat global. Kunci dari hal tersbut, menurut Triawan Munaf, adalah kolaborasi yang menyeluruh dari segenap rakyat Indonesia dan juga masyarakat di seluruh dunia.
"Kolaborasi ini dilakukan tanpa memandang batas usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, agama, ataupun letak geografis," tegasnya.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bekraf: Indonesia Berambisi Masuk Lima Besar Pelaku Ekonomi Kreatif Global"
Post a Comment