Liputan6.com, Halmahera Selatan - Kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 32 di Desa Samo, Halmahera Selatan, ditutup. Sebanyak 70 siswa yang bersekolah di SMA itu terancam tak bisa ikut ujian. Anehnya, sekolah yang didirikan pada 2010 itu ditutup gara-gara tak ada guru yang mengajar. Kondisi itu sudah terjadi empat bulan.
"Sejak Juli 2018, sekolah ini tidak lagi dibuka," kata Jafar Anhar, Kepala Desa Samo, Kecamatan Gane Barat Utara kepada Liputan6.com, Rabu (7/11/2018).
Jafar mengemukakan, pada sekolah negeri itu memiliki satu guru PNS dan tiga guru honorer. Guru PNS tersebut sekaligus sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 32.
"Guru PNS itu bernama Aswia Abdul Muthalib. Beliau juga mengajar sekaligus sebagai Kepsek di SMA Negeri 32 Halmahera Selatan," ucap Jafar.
Jafar bilang, kepala sekolah tersebut mulai meninggalkan tugas sekitar 8 bulan. Sementara 3 guru honorer SMA 32 meninggalkan tugas pada Juli 2018 lalu.
"Mereka tidak mengajar karena tidak pernah diberikan honor," kata Jafar.
Menurut dia, sejauh ini pihak pemerintah desa sudah mengadukan ke pihak dinas dan pemda di Halmahera Selatan, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Sementara itu, Laher Eko, salah satu tokoh masyarakat di Desa Samo meminta, pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan segera ambil langkah.
"Jika kondisi ini terus dibiarkan maka anak-anak kami yang akan jadi korban. Kalaupun gaji guru honorer belum diberikan maka segerlah dibayar," kata dia.
Laher mengatakan, jika sekolah ini tutup maka yang dirugikan adalah anak-anak generasi bangsa, aktivitas belajar mengajar tidak jalan, generasi bangsa terlantar, semangat mereka bisa pudar.
"Kami sangat berharap agar segera ada langkah konkrit dari gubernur untuk bisa mengatasi ini, sehingga anak-anak kami bisa sekolah lagi," katanya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Guru Pergi karena Belum Digaji, SMA Negeri di Maluku Tutup"
Post a Comment