Pemerintah pusat Tanzania, melalui kementerian luar negeri-nya, mengatakan bahwa inisiatif gubernur Dar es Salaam Paul Makonda "merupakan gagasannya pribadi dan tindakan keras yang direncanakan itu tidak didukungan oleh pemerintah nasional."
"Pemerintah Tanzania mengklarifikasi bahwa itu adalah pandangannya sendiri dan bukan posisi pemerintah," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Meski menyatakan sikap tidak mendukung kebijakan Makonda, tapi, pemerintahan Presiden John Magufuli punya rekam telah menindak keras para homoseks sejak ia memenangkan kekuasaan pada tahun 2015, memicu skeptisisme.
Homoseksualitas tetap tabu di sebagian besar Afrika dan orang gay menghadapi diskriminasi atau penganiayaan, dengan kelompok-kelompok hak asasi sering enggan untuk berbicara secara terbuka dalam membela hak-hak gay.
Negara-negara Afrika memiliki beberapa hukum era kolonial yang melarang homoseksual. Hubungan sesama jenis dipandang sebagai tabu dan merupakan kejahatan di sebagian besar benua, dengan hukuman mulai dari penjara sampai mati.
Salah satu yang menerapkan hukum semacam itu adalah Tanzania, tetapi, sejak 2016, peraturan tersebut tak lagi ditegakkan. Meluasnya desakan komunitas internasional kepada Tanzania agar tak memberlakukan hukum itu pun membuat negara tersebut memiliki reputasi untuk menjadi lebih toleran daripada tetangganya Uganda.
Tetapi baru-baru ini, homophobia, serangan serta penangkapan pada orang-orang lesbian, gay, biseksual dan transgender telah meningkat sejak pemilihan Presiden John Magufuli pada tahun 2015, kata para aktivis kemanusiaan. Pada Juni tahun lalu, Presiden Magufuli juga mengatakan bahwa "bahkan sapi" tidak menyetujui homoseksualitas.
Akibatnya, penganiayaan, diskriminasi, dan eksploitasi minoritas seksual di Afrika menjadi sangat parah, kata para aktivis. Perlindungan, representasi dan kebebasan yang dimiliki orang LGBT juga sedang terkikis perlahan.
Organisasi masyarakat sipil yang mendukung orang gay telah ditutup dan aktivis telah ditangkap. Pihak berwenang juga menangguhkan program pencegahan HIV/AIDS untuk pria gay.
Kini, komunitas LGBT di Tanzania meminta pertolongan komunitas internasional agar dapat menekan pemerintah untuk meninggalkan kampanye anti-gay. Mereka juga memanggil PBB untuk melindungi mereka dengan memberi mereka keamanan di negara lain.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PAwhQfBagikan Berita Ini
0 Response to "Imbau Warganya di Tanzania, AS: Awas pada Operasi Penangkapan Homoseks"
Post a Comment