Liputan6.com, Washington DC - Politisi Partai Republik Amerika Serikat meminta agar proses penyelidikan otoritas hukum AS atas kasus dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 tetap terlaksana, meski, Jaksa Agung AS Jeff Sessions baru-baru ini telah dipecat oleh Presiden Donald Trump.
Pemecatan Sessions dicurigai sebagai langkah awal Trump untuk membungkam penyelidikan yang masih berlangsung sampai saat ini dan dipimpin oleh Penyelidik Khusus Kementerian Kehakiman AS Robert Mueller dan diawasi oleh Sessions.
Trump sendiri diketahui telah mengkritik otoritas hukum AS, karena, penyelidikan yang mereka lakukan telah menjerat sejumlah orang yang dekat dengan sang presiden. Mueller pun tengah dalam tahap memeriksa transaksi keuangan Trump untuk memverifikasi dugaan keterkaitannya dengan Rusia.
Kursi jaksa agung AS yang kosong kini diisi sementara oleh Kepala Staf Kejagung AS Matthew Whitaker, hingga Trump resmi menunjuk pengganti. Whitaker juga diketahui salah satu figur yang ikut mengkritik penyelidikan Mueller.
Selain itu, Whitaker tak hanya sekedar mengisi kekosongan kursi pucuk pimpinan, namun juga, menjadi pengawas proses penyelidikan yang dilakukan oleh Mueller.
Pada poin inilah muncul dugaan bahwa pemecatan Sessions, yang kursinya kemudian diisi sementara oleh Whitaker, merupakan upaya awal Donald Trump untuk membungkam proses penyelidikan Mueller --CBS News melaporkan.
Presiden, yang geram atas penyelidikan Mueller, tidak dapat secara langsung memecat sang penyelidik khusus itu --menurut ketentuan hukum di AS. Namun, dengan Whitaker kini menjabat sebagai pelaksana harian Jaksa Agung AS, Trump mungkin bisa mengupayakan kehendaknya itu.
Menyikapi kabar tersebut, Senator AS dari Partai Republik mewakili Negara Bagian Utah, Mitt Romney mengatakan, "Sangat penting bahwa pekerjaan penting Kementerian Kehakiman terus berlanjut, dan penyelidikan Robert Mueller terus berjalan dan tidak terhalang sampai ia menemukan kesimpulannya," demikian seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (8/11/2018).
Sementara itu, rekan separtai Romney, Senator Susan Collins juga mengimbau: "Penting bahwa pemerintahan presiden tidak menghalangi penyelidikan Mueller ... Penyelidik Khusus Mueller harus diizinkan untuk menyelesaikan pekerjaannya tanpa gangguan."
Dikabarkan, Mueller dalam waktu dekat akan menyerahkan laporan komplet atas penyelidikannya kepada Kejagung AS.
"Kita akan melihatnya dalam waktu dekat," kata mantan Kepala Badan Intelijen AS (CIA) John Brennan memprediksi dalam wawancara dengan MSNBC.
"Umumnya laporan yang akan dibuat oleh penyelidik khusus akan diserahkan kepada Rod Rosenstein, saya tidak akan terkejut jika itu sudah siap," kata Brennan.
Tapi, Rod Rosenstein, yang menjabat sebagai Deputi Jaksa Agung AS telah dibebaskan dari tugasnya sebagai pengawas penyelidikan Mueller. Kini, tugas pengawasan dipegang oleh Matthew Whitaker, pengisi sementara kursi Jaksa Agung AS.
Status Whitaker sebagai figur pengkritik proses penyelidikan Mueller diprediksi akan menghambat sang penyelidik khusus untuk menyampaikan laporan komplet investigasinya.
Pada April 2017, Whitaker pernah menulis untuk CNN bahwa penyelidikan Mueller, yang kini memasuki tahap memeriksa transaksi keuangan Donald Trump untuk memverifikasi dugaan keterkaitan dengan Rusia, telah "berjalan terlalu jauh".
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jaksa Agung Dipecat, Investigasi Kasus Rusia di Pilpres AS Diminta Tetap Jalan"
Post a Comment