:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1686449/original/038935000_1503317885-hghjhh.jpg)
Banyak kisah seputar asal muasal hantu gulung tikar. Salah satunya berasal dari dataran tinggi Gayo. Di wilayah penghasil kopi terbaik Aceh ini, hantu gulung tikar dikenal dengan sebutan Lembide.
Sosok Lembide atau hantu gulung tikar disebut-sebut bersemayam di Danau Lut Tawar, yang juga menjadi salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah saat ini.
Adapun asal muasal hantu gulung tikar ini, menurut cerita yang beredar dari mulut ke mulut, berawal dari kisah seorang guru mengaji yang tergila-gila pada seorang janda yang juga ibu dari muridnya.
Selepas magrib, putra janda tersebut belajar mengaji ke tempat gurunya. Bocah itu tidak tahu jika gurunya tersebut menyimpan rasa kepada ibunya. Hari-hari pun berlalu. Hasrat itu masih terpendam. Namun, si guru tak berani mengutarakan.
Rupanya, cinta yang kadung membara itu membuat si guru mengaji atau tengku (dalam bahasa Aceh) mengambil jalan pintas. Ia bertekad menggaet hati si janda nan cantik jelita dengan bantuan ilmu magic.
Suatu hari, dia meminta anak didiknya atau putra si janda, yang sudah membuat dia tergila-gila itu, membawakan sehelai rambut ibunya. Namun, dia tidak menjelaskan maksud dan tujuannya tersebut.
Anak yang masih polos itu menceritakan kepada kepada ine (ibu)-nya perihal permintaan guru mengajinya itu. Perempuan itu sadar apa maksud dan tujuan si tengku.
Agar tidak mengecewakan hati anak semata wayangnya, ia berjanji akan memberikan helai rambutnya seperti yang diminta oleh guru mengaji tersebut.
"Iya, besok ine akan usahakan agar kamu dapat membawa rambut ine untuk diserahkan kepada tengku," kira-kira demikianlah jawaban janda tersebut.
Seraya ia tersenyum kecut, hatinya berkecamuk. Apa yang harus dilakukan. Sementara, dirinya tahu betul yang akan terjadi jika ia menyerahkan rambutnya kepada tengku tersebut.
Beruntung, seorang tetangganya tiba-tiba mengadakan hajatan dan menyembelih seekor kerbau. Tetangga tersebut menjemur kulit kerbau di depan pekarangan rumahnya.
Melihat itu, muncul ide mengambil sehelai rambut dari ekor kerbau yang dijemur tersebut kemudian diserahkan kepada putranya seperti permintaan si tengku.
Mendapati muridnya membawa sehelai rambut yang dikira adalah rambut wanita tersebut, bukan main girang hati si tengku.
Singkat cerita, di tengah kesunyian malam di jampi-jampilah rambut yang dikira milik janda yang dicintainya itu.
"Wahai roh yang memiliki sehelai rambut ini. Datanglah kepadaku dengan penuh rasa cinta," si tengku mengucapkan mantra berulang kali.
Di tengah birahinya itu , muncullah sosok yang dipanggil di dalam mantra tadi. Namun, bukan janda nan cantik jelita yang datang, melainkan kulit kerbau bersama ekor-ekornya.
Si tengku lari terbirit-birit sementara kulit kerbau melayang-layang mengikutinya hingga ke pinggir Danau Lut Tawar.
"Wo tengku palis sigere mubeteh diri (Wahai tengku jahanam yang tidak tahu diri)," terdengar gulungan kulit kerbau yang mengejarnya itu berucap.
Akhirnya, si tengku digulung oleh kulit kerbau dan dihempas ke dalam danau lalu tewas. Singkat cerita, tubuh tengku yang digulung kulit kerbau tersebut diyakini menjelma menjadi 'Lembide' atau gulung tikar.
Si hantu gulung tikar, mengendap-endap menyamar seperti alas tikar, menerkam, dan menenggelamkan siapa saja yang berenang atau melintas di dekatnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Pesona Pantai Panjang Bengkulu
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Hantu Gulung Tikar dan Cinta Tak Terbalas di Danau Lut Tawar Aceh"
Post a Comment