:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2412947/original/004059200_1542777212-T_1.jpg)
Liputan6.com, Ankara - Turki, pada Jumat 23 November 2018, mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump bermaksud untuk "menutup mata" soal pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Komentar itu mengemuka setelah Trump mengatakan bahwa kasus tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan Washington dengan Riyadh.
Dukungan Trump terhadap Arab Saudi, sekutu utamanya untuk menghadang pengaruh Iran di Timur Tengah, datang meskipun kemarahan global atas pembunuhan Khashoggi telah mencoreng citra baik kerajaan dan penguasa de facto, Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
"Dalam satu pengertian, Trump mengatakan 'Saya akan menutup mata' tidak peduli apa yang terjadi," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam sebuah wawancara dengan penyiar CNN Turk, seperti dikutip dari NDTV, Jumat (23/11/2018).
"Ini bukan pendekatan yang tepat. Uang tidak berarti segalanya," kata Cavusoglu, mengacu pada dukungan berkelanjutan Trump untuk Arab Saudi, yang telah bersiap menggelontorkan miliaran dolar dalam kontrak senjata AS.
Trump pada Selasa 20 November, memoles kesimpulan yang dilaporkan oleh Badan Intelijen AS (Central Intelligence Agency - CIA) bahwa putra mahkota telah mengizinkan pembunuhan itu.
"Mungkin dia melakukannya dan mungkin dia tidak!" Trump mengatakan, menyiratkan kesalahan Pangeran Muhammad dalam pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Trump dikritik secara luas karena memprioritas perdagangannya dengan Saudi, sehingga, membuatnya tampak lebih seperti pelobi untuk Riyadh.
Sebagai seorang mantan insan kerajaan Saudi yang menjadi kritikus putra mahkota, Khashoggi terbunuh dan dipotong-potong di Konsulat Saudi di Istanbul. Saudi telah mengakui bahwa Jamal Khashoggi memang dijagal oleh belasan figur warga negaranya, namun, membantah jika Pangeran Salman terlibat.
Arab Saudi telah menahan 21 orang atas pembunuhan itu, tetapi, tetap melindungi putra mahkota yang kuat.
Washington awal bulan ini menempatkan sanksi pada 17 warga Saudi, yang juga menargetkan dua pembantu utama untuk putra mahkota dengan membekukan aset di bawah yurisdiksi AS dan melarang perusahaan AS melakukan bisnis dengan mereka.
Pembunuhan dan penjelasan Riyadh telah membuat marah para mitra Barat.
Sebelumnya pada hari Senin, Jerman mengatakan Berlin akan melarang 18 warga Saudi memasuki wilayahnya dan zona bebas paspor Schengen Eropa atas dugaan terkait dengan pembunuhan itu.
Sementara pada bulan Oktober, Jerman menyerukan negara-negara Uni Eropa untuk mengikuti jejaknya menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi.
Denmark, pada Kamis 22 November, mengikuti jejak Jerman dengan membekukan semua penjualan senjata dan peralatan militer ke Riyadh.
Simak video pilihan berikut:
Otoritas Turki membuka laporan investigasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Jaksa menyebut Khashoggi dicekik dan dimutilasi usai masuk ke kedutaan Saudi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Turki: Donald Trump Tutup Mata soal Pembunuhan Jamal Khashoggi"
Post a Comment