:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2554784/original/095789300_1545562100-Tsunami_Selat_Sunda.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Selama bertahun-tahun, banyak teori telah berupaya mengungkap penyebab lenyapnya peradaban Minoa, yang disebut-sebut sebagai bangsa modern pertama di Eropa. Kehancurannya, konon, dipicu oleh gelombang dahsyat yang tiba-tiba menyerang, layaknya tsunami Anyer baru-baru ini.
Namun, penemuan baru di Distrik Palaikastro, Kepulauan Kreta, Yunani, memberi cukup petunjuk untuk penjelasan yang masuk akal.
Dikutip dari situs Explorecrete.com pada Minggu (23/12/2018), arkeolog Stuart Dunn menyatakan bahwa abu vulkanik dari gunung api Santorini jelas membayangi Kreta selama beberapa hari, tetapi dalam keadaan apa pun tidak menghancurkan Peradaban Minoa.
Arkeolog Sandy McGillivray, yang mempelajari peradaban Kreta dan kehancurannya, mengajak Hendrik Bruins dari University of Ben Gurion di Israel untuk memeriksa tanah di Palaikastro dan situs pesisir Kreta.
Hendrik Bruins mengambil beberapa sampel tanah yang menunjukkan mikroorganisme dan spesies laut, di tempat-tempat yang tidak diketahui fenomena yang dapat menjelaskan keberadaan mereka.
Para ahli menemukan endapan batu dan tembikar,dan banyak gumpalan abu vulkanik. Mereka juga menemukan foraminifera, organisme laut mungil, biasanya hanya ditemukan di dasar laut, dan alga korallin, unsur-unsur yang tidak dapat dilihat di daratan.
Berjarak beberapa kilometer dari Palaikastro, di Amnissos, para ilmuwan memeriksa temuan yang juga mengandung abu, spesies laut, tulang sapi, plester dinding dan lantai, batu apung dan kerang.
Mereka segera mengetahui bahwa ini hanya dapat dijelaskan dengan aliran air yang besar dan tiba-tiba, sehingga mereka pun membutuhkan bantuan Dr Kostas Sinolakis, seorang ahli tsunami, untuk menjelaskannya.
Satu-satunya cara temuan itu bisa tersimpan di tanah Kreta adalah dengan tsunami. Gelombang pasang yang disebabkan oleh erupsi Gunung Santorini ini menghantam pantai Kreta, menghancurkan perkebunan, tanaman, kapal dan perdagangan, membuat peradaban Minoa lenyap tidak membekas.
Pelabuhan dan infrastruktur Minoa dihancurkan oleh gelombang 50 kaki (setara 15,2 meter) dan tidak pernah ditemukan hingga ribuan setelahnya.
Diduga Kuat Hancur oleh Tsunami
Berdasarkan perangkat lunak yang sangat akurat dan terspesialisasi, Dr Sinolakis berhasil merekonstruksi dan menunjukkan sebaran tsunami di seluruh Laut Aegea, untuk membangun gambaran lengkap skala dan dampaknya.
Dengan menggunakan teknik radio karbon, mereka membandingkan temuan geologis dengan era erupsi, semua bagian akhirnya jatuh ke tempatnya.
Kesimpulannya mengerikan: tidak hanya satu, tetapi beberapa tsunami berturut-turut, lebih dari 50 kaki menghantam pantai Kreta, setiap tiga puluh menit. Orang Minoa tidak mungkin tahu nasib apa yang telah dituliskan untuk mereka.
Para ilmuwan berasumsi, bahwa orang-orang Minoa sempat menyelamatkan diri, mungkin beberapa dari mereka datang kembali untuk membantu yang terluka atau menemukan anggota keluarga tertinggal, tanpa sadar bahwa ada gelombang-gelombang lain yang mematikan segera datang.
Ini adalah sesuatu yang terjadi berulang kali, menghancurkan sepenuhnya pantai utara dan timur Kepulauan Kreta, yang menjadi lokasi sebagian besar peradaban Minoa.
Simak video pilihan berikut:
Ifan Seventeen bersedih, lantaran satu personel band yang digawanginya meninggal dunia, sementara dua lainnya masih hilang karena jadi korban tsunami Banten.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Gelombang Mirip Tsunami Anyer yang Hapus Peradaban Modern Pertama Eropa"
Post a Comment