Kawasan Sungai Musi di bagian hulu yaitu terdapat di Kabupaten Empat Lawang Sumsel, Kepahyang, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Curup Bengkulu.
Sedangkan kawasan hilir Sungai Musi yang rendah yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba) dan Kota Palembang.
"Kita harus menjaga pohon agar tetap terjaga. Karena ketika hujan turun, air hujan tidak langsung ke tanah dan menghalau menggerusan tanah langsung mengalir ke sungai. Kalau pohon sudah berkurang, penggerusan tanah inilah yang semakin memperparah sedimentasi," ujarnya.
Selain sedimentasi, Forum DAS Sumsel juga mengamati tingginya pencemaran air di Sungai Musi. Salah satunya ditunjukkan dengan tidak adanya lagi habitat Ikan Belida khas Sumsel, yang hidup di bagian hilir Sungai Musi.
Jenis Ikan Belida ini hanya bisa hidup di aliran air yang tak terkena dampak lingkungan dan air yang bersih.
"Ikan Belida sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan dan kualitas air. Pencemaran dari perusahaan terlebih perkebunan sawit dan limbah pupuk di tepian Sungai Musi membuat jenis ikan ini semakin banyak mati dan sebagian pindah ke kawasan yang lebih alami airnya," katanya.
Wali Kota (Wako) Palembang Harnojoyo mengatakan, mereka akan lebih intens berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII untuk masalah sedimentasi Sungai Musi.
"Setiap minggu di lokasi Tugu Belida di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, selalu kita bersihkan. Tapi karena posisinya di hilir, sampah dari hulu datang terus. Ini yang jadi menumpuk," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Seorang pemuda di Palembang nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan terjun ke Sungai Musi. Aksi penyelamatan oleh warga terekam oleh kamera amatir.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kritis, Sungai Musi Makin Dangkal"
Post a Comment