Liputan6.com, Paris - Massa gerakan "rompi kuning ata gilets jaunes" kembali menggelar demonstrasi di Prancis untuk lima pekan berturut-turut sejak November lalu, guna memprotes sejumlah isu ekonomi dan sosial yang mereka keluhkan.
Namun, demonstrasi lebih tenang di seluruh negara itu, Sabtu 15 Desember 2018, sebagian disebabkan oleh konsesi yang dibuat Presiden Prancis Emmanuel Macron awal pekan ini, serta cuaca dingin dan hujan.
Dalam demo gilets jaunes pekan ke-5 ini, hanya sekitar 66.000 orang yang berpartisipasi, kata aparat. Jumlah itu hampir setengah lebih sedikit jika dibandingkan dengan total 125.000 massa pada pekan lalu, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (16/12/2018).
Gerakan gilets jaunes, awalnya menentang kenaikan pajak bahan bakar --yang kemudian dibatalkan oleh presiden Prancis-- sekarang membahas masalah lain, termasuk reformasi pendidikan.
Setidaknya hampir 2.000 orang memadati Ibu Kota Paris pada hari Sabtu. Beberapa bentrokan terjadi antara para pengunjuk rasa dan polisi.
Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air ke arah para demonstran yang berlarian di jalan-jalan sekitar kawasan Champs-Elysees yang terkenal.
Sekitar 8 ribu polisi dan 14 kendaraan lapis baja dikerahkan untuk mencegah protes bergulir menjadi kekerasan seperti pekan sebelumnya, di mana para demonstran menjarah toko-toko dan membakar barikade di jalan-jalan.
Polisi mengatakan lebih dari 115 orang diamankan pada Sabtu 15 Desember siang waktu setempat.
Dampak dari demonstrasi tersebut sangat terasa di Prancis. Pemerintah terpaksa tunduk pada tekanan massa dan menyesuaikan jalur ekonominya.
Presiden Emmanuel Macron menanggapi protes jalanan secara nasional dengan menghapus kenaikan pajak bahan bakar yang tidak populer, dan menjanjikan tambahan 100 euro sebulan untuk penerima upah minimum dan pemotongan pajak bagi pensiunan.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Memasuki Pekan ke Lima, Demo Rompi Kuning di Prancis Masih Berlanjut"
Post a Comment