:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2514221/original/023041900_1543837613-Kraken.jpg)
Kekuatan mitos menjadi begitu kuat sehingga Kraken masih dapat ditemukan dalam survei ilmiah modern pertama tentang alam kehidupan di Eropa, pada Abad ke-18.
Bahkan Carl Linnaeus --bapak klasifikasi biologi modern-- mengesampingkannya sebagai makhlul mitologi, dan memasukannya ke dalam jenis moluska cephalopoda dalam edisi pertama Systema Naturae-nya yang inovatif (1735).
Tapi, pada 1853, seekor cephalopoda raksasa ditemukan terdampar di pantai Denmark, di mana dimanfaatkan oleh seorang naturalis Norwegia, Japetus Steenstrup, untuk menggambarkan cumi-cumi raksasa secara ilmiah, Architeuthis dux.
Dan apa yang telah menjadi legenda secara resmi memasuki sejarah sains, mengembalikan pandangan manusia tentang Kraken sebagai kemungkinan bagian dari jenis hewan laut, bukan makhluk yang berasal dari mitos.
Setelah 150 tahun penelitian tentang cumi-cumi raksasa yang menghuni semua lautan di dunia, masih banyak perdebatan apakah mereka mewakili satu spesies atau sebanyak 20 jasad yang pernah ditemukan.
Architeuthis (nama ilmiah untuk cephalopoda raksasa) terbesar yang tercatat mencapai 18 meter panjangnya, termasuk dengan sekumpulan tentakel yang sangat panjang.
Mata cumi-cumi raksasa adalah juga diketahui berukuran besar, yang diyakini mampu membuatnya melihat di kedalaman laut gelap, yakni hingga 1.100 meter.
Seperti beberapa spesies cumi-cumi lainnya, Architeuthis memiliki kantong di otot-ototnya yang mengandung larutan amonium yang kurang padat daripada air laut. Hal ini memungkinkan hewan untuk mengapung di bawah air, yang berarti dapat menjaga dirinya tetap stabil tanpa aktif berenang.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2So7k8fBagikan Berita Ini
0 Response to "Menguak Misteri Kraken, Legenda Monster Laut Skandinavia yang Mendunia"
Post a Comment