Museum Sonobudoyo memiliki 63.000-an koleksi benda budaya dan sejarah, meliputi, arsip, koleksi logam, koleksi stupika, koleksi patung, miniatur, dan batik. Selain hasil sumbangan perorangan, sebagian besar koleksi Sonobudoyo adalah hibah dari empat kerajaan, yakni Keraton Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Puro Pakualaman, dan Mangkunegaran.
Setiap tahun, Sonobudoyo rutin menggelar pameran untuk mempublikasikan koleksi dan mengedukasi masyarakat. Seperti pameran yang digelar akhir tahun ini, Sonobudoyo mengangkat tema Sejarah dan Identitas Keistimewaan.
Ada dua benda yang cukup menarik untuk diulas dari 192 benda yang dipamerkan.
Pertama, Lontar Bhima Swarga. Keunikannya, ternyata lontar sampai detik ini masih hidup sekalipun jarang dan sulit ditemui. Bali menjadi salah satu daerah yang melestarikan tradisi menulis di daun lontar.
Sonobudoyo merekam tradisi ini karena sejak awal didirikan juga meneliti budaya Bali, Madura, dan Lombok.
Lontar Bhima Swarga merupakan koleksi dari Java Instituut dan diperkirakan berasal dari awal abad 18 yang ditulis menggunakan aksara Bali. Lontar ini bergambar atau prasi, semacam komik di zaman sekarang.
Lontar bercerita tentang perjalanan Bhima ke surga dan neraka untuk menyelamatkan Pandu. Dalam perjalanannya, Bhima menempuh banyak cobaan walaupun akhirnya berhasil membuat Pandu kembali ke surga.
Benda kedua yang ikut dipamerkan adalah Pusaka Meriam Naga. Benda ini sejenis meriam kecil dengan bentuk naga yang dibuat dari bahan baja danmemiliki kemiripan bentuk dengan meriam Majapahit yang disebut Cetbang.
Merian berbadan naga dan berkepala gajah ini bukan senjata, melainkan meriam pusaka yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan magis. Konon katanya, meriam ini dipergunakan sebagai mas kawin putri di Kasepuhan Cirebon dan selebihnya, asal usulnya tidak terlacak.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QLzBZbBagikan Berita Ini
0 Response to "Museum Sonobudoyo, dari Pendukung Kekuasaan Kolonial menjadi Penjaga Keistimewaan Yogyakarta"
Post a Comment