Liputan6.com, Manila - Laporan resmi tentang jumlah korban tewas dalam perang keras Rodrigo Duterte terhadap narkoba di Filipina telah meningkat di atas 5.000 orang, demikian menurut pihak berwenang.
Derrick Carreon, seorang juru bicara untuk lembaga penindak narkoba Filipina (PDEA) mengatakan bahwa menurut jumlah resmi antara Juli 2016 dan akhir November tahun ini, sebanyak 5.050 nyawa hilang, sebagian besar di tangan polisi.
Sejak mengambil alih kekuasaan Filipina pada Juli 2016, Duterte telah menjadikan tindakan kerasnya terhadap pengguna dan pengedar narkoba sebagai titik fokus pemerintahannya.
Hal itu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (20/12/2018), melanjutkan operasi brutal serupa yang Duterte lakukan saat menjabat sebagai wali kota Davao.
Namun, jumlah korban resmi tersebut jauh di bawah perkiraan yang disampaikan oleh kelompok-kelompok pemerhati hak asasi manusia, yang bervariasi dari 12.000 hingga 20.000 jiwa. Mereka meyakini bahwa banyak penindakan dilakukan tanpa dokumen resmi.
Pekan lalu, Chito Gascon, ketua komisi hak asasi manusia Filipina, mengatakan jumlah korban meninggal bisa mencapai 27.000 jiwa, meskipun ia menekankan bahwa menyelidiki kematian itu rumit karena polisi menahan catatan operasi anti-narkoba.
Meskipun pada awalnya adalah kebijakan yang populer, perang Duterte terhadap narkoba belakangan dikritik karena banyaknya pembunuhan oleh polisi, yang telah diberi kekuatan tidak terkendali untuk menindak isu terkait.
Carreon membela peningkatan jumlah korban tewas, dan mengatakan bahwa kehidupan polisi yang melakukan penggerebekan narkoba sering terancam, dan bahwa "secara alami, kekuatan sepadan harus dilaksanakan untuk mengusir ancaman".
"Setiap kematian memicu kekhawatiran," kata Carreon. "Tapi operasi anti-narkoba membawa kemungkinan paling tinggi pada tindak kekerasan, terutama jika tersangka bersenjata dan di bawah pengaruh obat-obatan terlarang."
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Narkoba di Filipina Telah Membunuh Lebih dari 5.000 Orang"
Post a Comment