:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2556489/original/050497200_1545832348-tsunami_aceh1_h.jpg)
Salah satu aktivitas yang tidak boleh dilakukan pada peringatan tragedi gempa dan tsunami adalah melaut. Para nelayan menganggap tanggal 26 Desember adalah sakral.
Selain sebagai hari berkabung, hal ini juga untuk menghormati arwah para korban. Para nelayan akan kembali melaut keesokan hari, atau sehari setelah hari peringatan musibah yang menelan ribuan nyawa itu.
"Tanggal 26 Desember menjadi hari pantang melaut kita. Itu sudah diatur dalam hukum adat laut kita, 24 jam tidak boleh melaut. Kalau ketahuan, kita sudah instruksikan setiap panglima laut lhok untuk memberi sanksi," jelas Amir (45), selaku Panglima Laot Aceh Barat, atau pimpinan dalam struktur adat laut di Aceh.
Menjadi Momen Liburan
Selain beberapa hal di atas, momen 26 Desember juga dimanfaatkan sebagai hari libur. Liburan apalagi kalau bukan pergi ke tempat-tempat indah.
Namun, di Aceh Barat, kendati pun ada, tetapi tidak semua memilih kafe atau pantai sebagai tempat rehat. Ada juga yang mendatangi situs-situs bersejarah, seperti yang ada di Kampung Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan.
Tugu Tsunami, demikian orang sekitar mengenalnya. Tugu ini dibangun pada 2016 atas prakarsa Kepala Bappeda Aceh Barat saat itu, Ahmad Dadek, dan didorong pula oleh keinginan warga setempat.
"Ratusan nama korban yang ada di situ, kita himpun dari warga. Hanya ada 600 sekian, katanya ada 800, namun, karena tidak ada yang valid, hanya yang 600 sekian itu yang kita pahat di tembok yang ditaruh di tugu," sebut mantan Kepala Desa yang menjabat saat tugu itu didirikan, Romi Saputra Jaya.
Pantauan Liputan6.com, di tugu yang terdapat tembok berisi nama-nama para korban gempa dan tsunami di desa itu, banyak dikunjungi para ibu dan anak-anak, juga para remaja. Anak-anak memanfaatkan seluncuran yang ada di sana sebagai wahana bermain.
Simak video pilihan berikut ini:
Hari Minggu 12 tahun silam itu, Saiful Yusri (62) bersama istri dan anaknya sedang berada di rumah saat gempa tiba-tiba menguncang bumi. Saat itu warga berhamburan keluar rumah.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serba-serbi pada Hari Peringatan Gempa dan Tsunami di Aceh Barat"
Post a Comment