:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2514453/original/004926800_1543888515-IMG-20181203-WA0027.jpg)
Liputan6.com, Medan - Tujuh mahasiswa Universitas Prima Indonesia (UNPRI) meninggal dunia setelah tertimpa bangunan roboh saat sedang berada di pemandian air panas Daun Paris, di Desa Raja Berneh, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Pengendali Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Peranginangin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi bukan karena longsor, melainkan murni karena bangunan penahan air roboh dan menimpa ketujuh mahasiswa yang sedang mandi di bawahnya.
Peristiwa tersebut bermula saat para mahasiswa mengikuti malam keakraban yang digelar Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) UNPRI pada akhir pekan silam. Saat masuk ke kawasan destinasi wisata ini, mereka berjumlah sekitar 53 mahasiswa.
Setelah kegiatan, para korban beristirahat di dalam pondok-pondok yang ada di pemandian. Pada saat itu, hujan melanda Kabupaten Karo dengan intensitas tinggi. Di saat itu juga, tembok yang berbatasan langsung dengan dinding tebing roboh.
"Mungkin karena konstruksi tanahnya yang tidak sesuai. Ini sedang diselidiki pihak kepolisian," ungkap Natanail.
Akibat peristiwa tersebut, 16 orang menjadi korban robohnya tembok dan 7 orang dinyatakan meninggal dunia. Tujuh korban yang berhasil diidentifikasi, antara lain Sartika Theresia beru Pinem warga Medan, Shindy Simamora warga Sidikalang, Keryn beru Bangun warga Kabanjahe, Mones, Elas Sari beru Sembiring warga Pancur Batu, Emiya Leli Sagita beru Tarigan warga Karo dan Angelika beru Ginting warga Desa Lau Kawar Kabupaten Karo.
Sedangkan korban luka-luka antara lain, Andika mengalami luka lecet di kaki kiri, Novita luka robek di telinga kanan dan kelopak mata kanan memar serta bengkak, Afinda persendian kedua tangan tidak bisa digerakkan. Selanjutnya Desi boru Sinambela mengalami luka pada pergelangan tangan, Putri Yolanda persendian tangan kanan sakit dan tidak bisa digerakkan, Janet mengalami sakit di bagian pinggang dan mengalami lutut kaki kiri lecet.
"Dua orang dirawat di Rumah Sakit Efarina Etaham atas nama Leni Girsang, dan Grece Hutauruk. Korban meninggal sudah diantarkan ke alamat masing-masing. Korban luka-luka lainnya masih dirawat di rumah sakit," ungkap Natanail.
Natanail mengungkapkan, saat ini evakuasi korban sudah dihentikan. Menurut data BPBD Karo, semua korban sudah dievakuasi dan lokasi bangunan yang roboh sudah diberi garis polisi. Diimbau kepada para pemilik pemandian meninjau kembali konstruksi dan perizinan kepada pemerintahan.
"Sesuai instruksi dari Bupati Karo, Terkelin Brahmana, yang juga sempat meninjau lokasi. Kita tidak ingin kejadian serupa terulang. Karena kawasan itu berpotensi terjadi bencana alam," ungkapnya.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Pf2XugBagikan Berita Ini
0 Response to "Tertimpa Bangunan Roboh, 7 Mahasiswa Tewas di Pemandian Alam Air Panas"
Post a Comment