:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2705726/original/091542900_1547647222-DESAKU_MENANTI.jpg)
Liputan6.com, Denpasar Kementerian Sosial melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang meluncurkan program Desaku Menanti di Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Program itu berupa bantuan rumah bagi eks gelandangan dan pengemis (gepeng).
"Konsep ini berangkat dari konsep gotong-royong. Maka konsepnya kita beri nama Kesetiakawanan sosial 'Satya Dharma Giri Winangun'. Ada 50 rumah yang kita bangun untuk 50 KK eks gelandangan dan pengemis," kata Direktur Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial, Sonny Manalu saat peresmian program rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model 'Desaku Menanti'.
Ia menjelaskan, persoalan besar di Indonesia adalah kemiskinan. Gelandangan dan pengemis merupakan cermin dari kemiskinan sesungguhnya. "Tidak ada negara maju, sejahtera, tapi rakyatnya mengemis dan menggelandang," ungkapnya.
Kemensos, ia melanjutkan, lantas mencarikan jalan ke luar sebagai program konsep terpadu, terukur dan terintegrasi dengan pemrintah daerah. "Saya sebut pogram ini adalah mencabut kemiskinan dari akarnya. Tahun 2013 program ini diluncurkan melibatkan enam unsur sekaligus," papar dia.
Selama ini, program pengentasan gelandangan dan pengemis lebih kepada hit and run. Tahun 2013, pola penanganan diubah menjadi penjangkauan secara langsung.
Ada lima daerah yang telah dibangun di antaranya Pasuruan, Malang, Yogyakarta, Padang dan Karangasem. Bantuan yang kita luncurkan meliputi bimbingan sosial, keterampilan. Untuk bangunan rumah bantuan yang diberikan adalah Rp30 juta. Kita juga memberikan peralatan rumah tangga senilai Rp1,5 juta. Kita beri jaminan hidup untuk 3 bulan sebesar Rp25 ribu per orang. Bantuan ekonomi produktif Rp5 juta setiap orang," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumantri berharap program Kemensos ini mampu memutus mata rantai kemiskinan di Kabupaten Karangasem. "Kita harap program ini memutus mata rantai gelandangan dan pengemis," harapnya.
Menurut Mas Sumantri jumlah gelandangan dan pengemis di Karangasem dari tahun ke tahun semakin menurun jumlahnya. "Yang sudah dilakukan pembinaan sejak 2012-2017 sebanyak 3.378 jiwa. Sekarang jumlah gepeng 285 jiwa pada tahun 2015/2016. 100 jiwa sudah mendapat akses permodalan, sisanya 185 jiwa yang belum mendapatkan akses permodalan," paparnya.
Mas Sumantri melanjutkan, masing-masing jiwa dari 185 jiwa itu mendapat permodalan senilai Rp5 juta. "Total nilai bantuan Rp500 juta. Tahun 2017 total Rp250 juta untuk 50 jiwa. Tahun 2018 kami mendapat program Desaku Menanti bagi 50 KK mantan gepeng. Total nilai bantuan Rp2,3 miliar lebih. Lahan siap bangun kami siapkan 1 hektar untuk pembangunan 50 unit rumah," tuturnya.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2FwJNj2Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cara Kemensos Cegah Warga Desa di Bali Jadi Pengemis"
Post a Comment