:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2573504/original/043929500_1546506774-IMG-20190102-WA0002.jpg)
Liputan6.com, Yogyakarta Akhir tahun lalu, Yogyakarta dikejutkan dengan kasus pesta seks yang melibatkan belasan orang di sebuah homestay di Sleman. Sebagian dari penonton pesta seks adalah pasangan suami istri.
Konselor psikologi dan founder Derira The Counselor, Derira Dewi, memaparkan berbagai kemungkinan pelaku melakukan hal pesta seks. Ia membagi motif menjadi dua, yakni bisnis dan kemungkinan kelainan seksual yang disebut voyeurism atau voyeuristik.
Seseorang yang mengalami voyeuristik akan mendapat kepuasan seksual ketika mengintip orang lain tanpa busana atau sedang melakukan aktivitas seksual.
"Tapi ini masih kemungkinan karena indikasinya mendekati, soal diagnosis voyeurism atau tidak perlu pemeriksaan secara personal lebih lanjut," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (3/1/2019).
Ia menilai voyeurism biasanya disebabkan oleh pengalaman seksual pertama. Ia mencontohkan pernah mendapat kasus di Yogyakarta, sepasang suami istri ketika berhubungan seksual harus dilihat oleh anaknya. Si istri baru bisa mendapat kepuasan ketika ada yang menontonnya.
Menurut Derira, jika hal ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan sang anak tumbuh dengan voyeurism karena pengalaman seksual pertamanya. Ia bisa merasa hubungan seksual yang dilihat oleh orang lain adalah hal yang wajar.
Terkait kasus pesta seks, menurut Derira perlu mengulik apakah istri berada di bawah paksaan atau tidak. Kalau murni terjadi kesepakatan tanpa paksaan, tidak menutup kemungkinan si istri juga memiliki perilaku voyeurism murni.
Ia berpendapat, fenomena ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, akan tetapi kini semakin sering terangkat karena kemajuan teknologi. Pasangan suami istri yang menikah lama biasanya memiliki kecenderungan jenuh dan salah satu bentuk menciptakan hal baru dengan mewujudkan fantasi mereka.
"Media sosial juga turut berperan di sini karena informasi soal aktivitas seks semacam itu gampang diakses lewat media sosial," tuturnya.
Derira menilai dari segi bisnis, dalam hal ini bandar, merespons fenomena ini dan menjadikannya peluang usaha. Ia melihat ada kebutuhan perilaku seks yang berbeda di masyarakat dan diakomodasi ke dalam bisnisnya.
Simak video pilihan berikut:
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2CO9wRCBagikan Berita Ini
0 Response to "Pesta Seks, di Antara Kepuasan Seksual dan Bisnis"
Post a Comment