Aksi Santri Bela Kyai vs Puisi Fadli Zon, Siapa Lebih Simpatik?

Liputan6.com, Kudus - Santri 15 pondok pesantren di Kabupaten Kudus, merespon puisi Fadli Zon dengan menggelar doa dan zikir bersama di depan Kantor Bupati, Kudus, Jumat (8/2/2019). Mereka menyatu dan menamakan diri Aliansi Santri Membela Kyai (Asmak).

Dengan duduk di jalan lingkar alun alun Kudus, mereka membaca Zikir dengan harapan negara diberi kondisi aman. Tahlil dipimpin KH Sohikul Huda dan sejumlah pengelola pondok pesantren di Kabupaten Kudus.

Menurut Muhamad Sahroni, koordinator aksi, doa dan zikir diikuti sekitar dua ribu santri dari 15 pondok pesantren. Ini adalah aksi membela kyai atas penistaan terhadap Kyai Maemun Zubair, sesepuh NU dan pengasuh pondok pesantren di Sarang, Rembang.

"Asmak melibatkan santri baik yang masih ada di pondok maupun yang sudah belajar di rumah. Santri mengadakan aksi ini bermula dari kegaduhan yang terjadi sebagai dampak dari peristiwa yang terjadi," ungkap santri dari pondok pesantren Elfateh Al Islami.

Menurutnya Pilpres menimbulkan banyak kegaduhan. Banyak kyai dicemooh, kyai-kyai dicela.

Para santri dari 15 pondok pesantren berkumpul untuk mendoakan KH Maemun Zubair yang salah sebut nama saat berdoa dan diralat. (foto : Liputan6.com / felek wahyu)

"Pelakunya adalah tokoh-tokoh yang memang kami anggap tokoh nasional. Itu yang kami sangat sayangkan. Padahal, menurut kami, berbakti pada kyai adalah pasti kebenaranya. Tapi, pilihan politik itu bersifat perkiraan saja," katanya.

Dengan zikir, santri meminta agar ada penghentian mencela kyai. Kewajiban bangsa adalah menghormati kyai, ulama menghormati para habib adalah wajib hukumnya.

Aksi ini berlangsung damai, karen hanya berzikir, tahlil, doa bersama. Dengan aksi yang damai itu, diharapkan bisa menginspirasi bahwa pemilihan Presiden bukan segala-galanya, dan jauh lebih penting adalah menjaga adab, menjaga keutuhan bangsa dan negara. Santri harus bisa menjadi inspirator dan inisiator gerakan damai ini.

Simak video aksi santri terkait berikut :

Simak video menarik di bawah:

Let's block ads! (Why?)