Search

20-3-1602: Lahirnya VOC, Perusahaan Terkaya di Bumi yang Menjajah Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Armada pertama atau eerste shipvaart yang diberangkatkan dari Belanda tiba di sebuah pelabuhan kecil di Bantam (Banten) pada 1597. Mereka berniat menghancurkan monopoli Portugis atas rempah-rempah, menggunakan informasi yang diperoleh para intel.

Hanya tiga dari empat kapal yang kemudian berhasil pulang. Banyak kelasi tewas di tengah perjalanan. Namun, muatan lada yang mereka bawa, yang jumlahnya tak luar biasa, sudah mampu menutup biaya seluruh ekspedisi.

Kala itu, rempah-rempah bernilai lebih mahal dari emas. Pala, cengkeh, kayu manis, lada hitam, jadi daya tarik bangsa Eropa untuk pergi ke wilayah tak dikenal yang kini bernama Indonesia. Mengarungi lautan ganas yang belum terpetakan, dengan peralatan seadanya, bertaruh nyawa demi menangguk untuk besar.

"...ke mana pun keuntungan membawa kita, ke setiap laut dan pesisir, untuk suka cita mencapai pelabuhan-pelabuhan di dunia luas yang kita jelajahi...," demikian cuplikan puisi karya penyair Belanda, Joost van den Vondel pada 1963, seperti dikutip dari situs museum.wa.gov.au

Awalnya mereka datang untuk berdagang, kemudian menetap, dan akhirnya menjajah.

Setelah keberhasilan armada pertama, para pedagang di Negeri Walanda kian bersemangat. Mereka saling berkongsi dengan membentuk lima kumpeni (voorcompagnien).

Armada kedua yang kemudian diberangkatkan jauh lebih sukses. Pada akhir Desember 1601, sebanyak 65 kapal angkat sauh ke Timur Jauh untuk mencari cengkih, pala, kayu manis, jahe, dan kunyit.

"Pada saat rempah-rempah sampai di Eropa," tulis Stephen Bown dalam Merchant Kings, seperti dikutip dari PBS. "Apa yang bisa dipertukarkan dengan sebakul nasi (di Indonesia) ... dihargai mahal dengan perak."

Pala (nutmeg) adalah biji tanaman Myristica fragrans (Wikipedia)

Setahun kemudian, pada 20 Maret 1602, enam perusahaan bersatu membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Penyatuan tersebut tidak berlangsung secara sukarela, tapi dengan paksaan.

Seperti dikutip dari situs, colonialvoyage.com, Selasa (19/3/2019), paksaan datang dari pihak Pemerintah Belanda untuk meredam kompetisi sengit antar-saudagar. Staten Generaal kemudian memberikan hak monopoli pada VOC dalam semua perdagangan melalui laut dengan Asia melalui Tanjung Harapan dan Selat Magellan.

Pada pertengahan 1600-an, VOC memiliki 150 kapal dagang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara swasta, dan pos dagang dari Teluk Persia hingga Jepang.

Efeknya VOC bak 'negara dalam negara'. Ia punya kekuatan untuk berperang, membuat perjanjian dengan penguasa di Asia, menghukum dan mengeksekusi penjahat, membuat koloni baru, bahkan mencetak uang sendiri.

VOC menjelma jadi raksasa perdagangan, perusahaan multinasional pertama di dunia. Dominasi mereka sedemikian rupa sehingga antara tahun 1602 dan 1796, kapal-kapalnya menempuh 5.000 pelayaran dari Belanda ke Asia, lebih banyak dari yang dikirimkan gabungan negara-negara Eropa lainnya. East India Company, perusahaan serupa besutan Inggris kalah jauh, meski mereka kelak lebih sukses pada Abad ke-18.

Seperti dikutip dari DutchReview.com, jika dibandingkan pengiriman barang yang dilakukan perusahaan raksasa Amazon, misalnya, VOC jauh lebih sibuk.

Dari markasnya, Oost-Indisch Huis yang terletak di pusat Kota Amsterdam, perintah datang untuk mengirimkan lebih dari 1 juta penjelajah ke Asia.

VOC juga menjadi perusahaan pertama yang secara resmi mengeluarkan saham, yang mencapai puncaknya pada "Tulip Mania" atau demam tulip yang akhirnya bikin perekonomian Kerajaan Belanda morat-marit.

Asap dan kembang api terlihat saat pengunjung menunggu untuk memetik tulip pada Hari Bunga Tulip Nasional di Dam Square, Amsterdam pada 19 Januari 2019. Sebanyak 200ribu bunga tulip berbagai warna dirancang khusus untuk momentum ini. (AP/Peter Dejong)

Kegilaan pada bunga -- yang bukan asli Belanda -- menjadi kasus nyata "financial bubble" atau gelembung ekonomi pertama di dunia. Ketika harga aset menyimpang sangat jauh dari nilai-nilai intrinsiknya.

Saham VOC meningkatkan kekayaan perusahaan menjadi 78 juta gulden Belanda. Jika disamakan dengan nilai dolar Amerika Serikat saat ini, maka nilainya setara dengan US$ 7.900 miliar!

Pada masa kejayaannya, nilai VOC setara dengan Apple, Microsoft, Amazon, ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Wells Fargo jadi satu.

Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) menjadi perusahaan paling berharga sepanjang masa mengalahkan 20 perusahaan modern. (Doc: The Motley Fool, Barry Ritholtz, Sheridan Titman)

Atau jumlah yang setara dengan produk domestik bruto (PDB) Jepang dan Jerman digabungkan. Itu berarti kongsi dagang VOC adalah perusahaan paling kaya dalam sejarah.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2FnWSd9

Bagikan Berita Ini

0 Response to "20-3-1602: Lahirnya VOC, Perusahaan Terkaya di Bumi yang Menjajah Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.