Liputan6.com, Bangkok - Pengumuman hasil Pemilu Thailand 2019, yang seharusnya dijadwalkan pada Senin 25 Maret, ditunda setelah berbagai pihak melaporkan perbedaan penghitungan jumlah suara.
Komisi Pemilihan Thailand (EC) awalnya mengatakan, partai pro-militer, Partai Palang Pracha Rath (PPRP) memimpin hasil pemilu.
Itu akan memposisikannya untuk membentuk pemerintahan di bawah perdana menteri saat ini, Jenderal Prayuth Chan-ocha. Tetapi, ada banyak keluhan tentang penyimpangan dan data yang tidak akurat, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (25/3/2019).
Minggu malam, setelah jajak pendapat ditutup, EC mengatakan bahwa dengan lebih dari 90% surat suara dihitung, PPRP telah memperoleh 7,6 juta suara populer.
Hasil itu lebih banyak setengah juta dari Pheu Thai, partai yang terkait dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang loyalisnya telah memenangkan setiap pemilihan sejak 2001.
Tetapi, dengan jumlah pemilih yang dilaporkan sangat rendah --sekitar hanya 64%-- banyak yang mempertanyakan angka ini serta perbedaan dalam jumlah penghitungan suara.
Dan pada Senin, beberapa laporan media lokal yang juga mengutip angka-angka dari EC, melaporkan hasil yang berbeda untuk jumlah kursi legislatif yang dimenangkan masing-masing pihak.
Dalam konferensi pers pada hari yang sama, di mana EC diharapkan untuk mengklarifikasi hasil awal, lembaga itu malah menunda pengumumannya tanpa memberikan penjelasan.
Komisi Pemilihan Thailand hanya menjanjikan lebih banyak informasi di kemudian hari, tetapi tidak ada hasil resmi penuh hingga 9 Mei 2019.
Berbicara kepada wartawan, sekretaris jenderal EC, Charungvith Phumma, menyalahkan "kesalahan manusia", mengatakan orang-orang yang memasukkan jumlah suara hanya orang biasa.
Lebih dari 50 juta orang memenuhi syarat untuk memilih dalam pemilu yang tertunda, yang pertama sejak Jenderal Prayuth Chan-ocha memimpin kudeta yang menggulingkan saudara perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, lima tahun lalu.
Meskipun hasil resmi masih bermasalah, Pheu Thai dan PPRP dikabarkan telah menyatakan niat mereka untuk berkoalisi memerintah Thailand usai pemilu 2019.
Pemungutan suara yang digelar hari Minggu memilih 500 anggota majelis rendah parlemen Thailand. Namun di bawah konstitusi, 250 kursi senat telah ditunjuk oleh militer.
Kedua majelis itu akan bersama-sama memilih seorang perdana menteri - seorang kandidat hanya membutuhkan setengah suara ditambah satu untuk menang.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beda Hitungan Total Suara, Pengumuman Hasil Pemilu Thailand Ditunda"
Post a Comment