Search

HEADLINE: Kekhalifahan Tamat, ISIS Ubah Taktik dan Bangkitkan Sel Tidur?

Tengah malam itu, Selasa 26 Maret 2019, sekelompok pria yang menyandang bedil menyerang pasukan Syrian Democratic Forces (SDF)di Kota Manbij, Suriah. Tujuh orang tewas.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi hanya tiga hari setelah kekhalifahan kelompok teror itu dinyatakan tamat.

"Tentara kekhalifahan menyerang sebuah pos pemeriksaan ... sebelah barat kota Manbij tadi malam," demikian pengumuman ISIS yang dikeluarkan lewat media sosial, seperti dikutip dari situs www.middleeasteye.net.

Juru bicara Dewan Militer Manbij, Sherfan Darwish menduga, bisa jadi itu adalah serangan balas dendam atas jatuhnya Baghouz, benteng terakhir ISIS di Suriah timur.

"Setelah kemenangan atas ISIS, kita saat ini memasuki fase sel tidur," kata Darwish kepada kantor berita AFP. "Sel-sel tidur ini sedang diaktifkan dan melakukan serangan. Tapi kami akan menggagalkan operasi mereka."

Apa yang terjadi di Manbij dianggap bukti, meski tak punya wilayah, ISIS masih jadi ancaman. Mirip sel kanker, ia bisa muncul kembali ketika dunia mengendurkan kewaspadaannya. 

Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yunizar Adiputra, kekalahan yang diderita ISIS adalah kekalahan fisik. 

"Merujuk pada bagaimana wilayah de facto yang diklaim ISIS sudah dapat direbut kembali," kata Yunizar kepada Liputan6.com, pada Rabu 27 Maret 2019.

Ia menambahkan, ISIS sebagai pseudo-state atau entitas yang menyerupai negara, memang sudah tamat. "Namun pertanyaan terbesarnya, apakah mereka benar-benar telah dikalahkan?," ujar Yunizar.

"Perlu diketahui, ISIS telah mengadaptasi serangan covert, serangan bawah tanah, jadi itu yang justru ditakutkan," lanjutnya.

Ia menduga, ISIS sebagai sebuah organisasi yang mewakili ideologi tertentu, masih eksis. Belum lagi terdapat sayap kelompok teror lebih kecil, yang terus bersimpati dan menyatakan dukungan.

Dalam opini editorialnya, USA Today menyebut, pertarungan belum berakhir. "Sekitar 30.000 militan ISIS dilaporkan berpencar seiring dengan kehancuran kekhalifahan. Sementara, keberadaan pemimpinnya Abu Bakar al-Baghdadi tidak diketahui." 

Sebuah analisis militer AS baru-baru ini menyebut, ISIS melakukan regenerasi di Irak utara dan timur Baghdad. Mereka menjelma menjadi gerakan gerilya.

 Kewaspadaan mutlak diperlukan. Sebab, membasmi ideologi kebencian jauh lebih sulit daripada merebut sebuah wilayah.

Tak Hanya di Irak dan Suriah

Anggota Syrian Democratic Forces (SDF) mengintai militan ISIS dari sebuah bangunan di kantong terakhir kekhalifahan di Baghouz, Suriah, Senin (18/2). ISIS dilaporkan kian terkepung. (AP Photo/Felipe Dana)

Data BBC Monitoring, yang dikutip pada Rabu (27/3/2019) menunjukkan, meskipun telah kehilangan sebagian besar wilayahnya di Suriah dan Irak pada akhir 2017, ISIS, melalui platform medianya, mengklaim setidaknya 3.670 serangan di seluruh dunia tahun lalu atau rata-rata 11 serangan per hari dan 502 serangan di dua bulan pertama tahun 2019.

Dari total 3.670 serangan IS yang diklaim di seluruh dunia pada tahun 2018, 1.767 terjadi di Irak (48%) dan 1.124 terjadi di Suriah (31%). Ada puncak klaim serangan ISIS pada September 2018.

Selain Irak dan Suriah, ISIS secara resmi menyatakan kehadirannya di negara-negara dan wilayah berikut: Libya, Mesir, Yaman, Arab Saudi, Aljazair, Khorasan (wilayah Afghanistan-Pakistan), Kaukasus, Asia Timur (kebanyakan aktif di Filipina), Somalia, dan Afrika Barat (kebanyakan aktif di Nigeria).

Pada tahun 2018, ISIS mengklaim 316 serangan di Afghanistan, 181 di Semenanjung Sinai Mesir, 73 di Somalia, 44 di Nigeria, 41 di Yaman dan 27 di Filipina, BBC Monitoring melaporkan.

Jumlah klaim serangan oleh ISIS di Provinsi Afrika Barat di Nigeria telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Tentara telah menjadi sasaran utama, mungkin karena kelompok itu berusaha untuk merebut persenjataan dan pada gilirannya meningkatkan kemampuannya.

ISIS telah mengklaim 44 serangan di Nigeria dalam tiga bulan pertama tahun 2019, sesuai dengan jumlah total serangan yang diklaimnya sepanjang tahun di 2018.

Dalam sebuah video propaganda yang dirilis pada bulan Januari, ISIS Provinsi Afrika Barat meminta umat Islam untuk bermigrasi ke wilayah tersebut dan bergabung dengan cabangnya, menandakan bahwa mereka siap menerima rekruitmen asing.

Pada 22 Maret 2019, ISIS Provinsi Afrika Barat mengumumkan, untuk pertama kalinya, kehadirannya di Burkina Faso -- sebuah negara di mana saingannya Al Qaeda telah melakukan beberapa serangan.

Selain itu, baru-baru ini, ISIS mengisyaratkan melalui propagandanya untuk meningkatkan aktivitasnya di Tunisia, sebuah negara di mana sejauh ini gagal membuat terobosan setelah serangan Sousse 2015 yang diklaim ISIS di sebuah museum dan resor pantai negara itu.

Pengumuman tentang Tunisia dan Burkina Faso menunjukkan bahwa setidaknya dalam hal propaganda, ISIS ingin menunjukkan bahwa mereka 'tetap ada dan berkembang', seolah-olah kelompok itu ingin mengompensasi kerugiannya di Irak dan Suriah, serta untuk mengingatkan orang-orang bahwa mereka juga beroperasi di luar Timur Tengah.

Kendati demikian, beberapa cabang, seperti Aljazair dan Arab Saudi, nyaris tidak mengklaim aktivitas apa pun, dan yang lain seperti Kaukasus jarang mengklaim serangan.

Jumlah klaim serangan dan aktivitas ISIS di Filipina juga meningkat, menurut laporan BBC Monitoring.

ISIS beroperasi di melalui afiliasi lokal seperti Abu Sayyaf di wilayah selatan.  Namun serangan mereka, kebanyakan menargetkan tentara, masih sporadis. Terbaru, ISIS mengklaim teror bom gereja di Jolo, Filipina pada Januari 2019.

Sementara di Indonesia, ISIS mengklaim insiden di Mako Brimob, Kelapa Dua Mei 2018 dan Bom Gereja Surabaya Mei 2018 --meski klaim itu tampak hanya sebagai bentuk pengakuan oportunistik semata.

Situs pemantau aktivitas bermedia sel teror, SITE Intelligence Group juga mengatakan bahwa individu atau kelompok simpatisan ISIS di Indonesia masih aktif bertukar komunikasi daring.

Meskipun ada seruan berulang kali kepada para pendukungnya, ISIS tidak mengklaim serangan besar di negara-negara Barat selama 2018.

Tahun 2017, ISIS mengklaim empat serangan di Inggris, termasuk pemboman Manchester Arena; serangan do Barcelona di Spanyol; dan penembakan Las Vegas di AS. Namun, beberapa dari klaim tersebut tampaknya bersifat oportunistik, karena kelompok tersebut gagal memberikan bukti keterlibatannya.

Masih pada tahun 2017, ISIS juga mengklaim tujuh insiden, sebagian besar serangan berprofil rendah di Barat yang tampaknya terinspirasi oleh kelompok tersebut. Mereka terdiri dari empat serangan pisau atau senjata di Prancis, dan satu serangan masing-masing di Belgia, Kanada dan Australia.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2UcZZwY

Bagikan Berita Ini

0 Response to "HEADLINE: Kekhalifahan Tamat, ISIS Ubah Taktik dan Bangkitkan Sel Tidur?"

Post a Comment

Powered by Blogger.