:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2751713/original/055143500_1552620352-20190315-Penembakan-New-Zealand-5.jpg)
Liputan6.com, Christchurch - Hingga pukul 22.40 waktu Selandia Baru, tanggal 16 Maret 2019, KBRI Wellington telah melakukan berbagai upaya penanganan dan pendampingan terhadap WNI yang menjadi korban penembakan di Christchurch.
KBRI Wellington menerima kabar pukul 22.10 bahwa WNI a.n. Lilik Abdul Hamid (Pak Lilik) yang sebelumnya dilaporkan hilang saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch.
Menteri Luar Negeri RI malam ini telah menyampaikan belasungkawa langsung kepada Ibu Nina Lilik Abdul Hamid melalui sambungan telepon.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, malam hari 16 Maret 2019 bersama segenap masyarakat Indonesia di Christchurch mengunjungi kediaman keluarga Pak Lilik di Christchurch dalam rangka memberikan dukungan terhadap musibah ini.
Pada sore hari, Dubes Tantowi melakukan peninjauan ke lokasi Masjid Al Noor serta melakukan doa bersama masyarakat di taman Hagley Park yang ditujukan bagi bagi para korban serta keluarganya.
Sebelumnya, Dubes Tantowi dan tim konsuler KBRI Wellington juga telah menjenguk WNI yang menjadi korban penembakan a.n. Zulfirman Syah di RS Christchurch Public Hospital. Beliau telah menjalani multiple operations dan saat ini masih terus mendapatkan perawatan medis dari pihak RS. Kondisi anak dari Bapak Zulfirman Syah yang juga tertembak, saat ini diketahui sudah stabil.
KBRI Wellington mengapresiasi upaya bersama para WNI di Christchurch dalam membantu istri Zulfirman Syah selama masa perawatan suaminya di RS Christchurch Public Hospital.
KBRI Wellington terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, khususnya Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, untuk memfasilitasi rencana kedatangan anggota keluarga dari Indonesia yang ingin mengunjungi WNI yang terkena dampak peristiwa penembakan di Christchurch.
KBRI Wellington telah membentuk 'Posko Sementara Pasca Peristiwa Penembakan' yang bekerja selama 24 jam sejak hari Jumat, 15 Maret 2019. Posko bertugas untuk memantau perkembangan situasi dan membantu WNI yang membutuhkan bantuan sehubungan dengan peristiwa penembakan di Christchurch.
KBRI Wellington juga membuka hotline dan menunjuk contact persons untuk dapat dihubungi selama 24 jam, yaitu: Rendy Ramanda (+6421 1950 980) dan Luth Anugranya (+6422 3812 065)
Untuk menghindari berita hoaks, KBRI Wellington secara berkala memberikan update apabila ada perkembangan terbaru terkait penembakan masjid di Selandia Baru.
Pelaku Telah Didakwa
Seorang tersangka pelaku penembakan di Christchurch a.n. Brenton Harrison Tarrant, warga negara Australia, telah dituntut di Pengadilan Distrik Christchurch, Selandia Baru, atas tuduhan pembunuhan.
Per tanggal 16 Maret 2019, Kepolisian Selandia Baru masih memberlakukan himbauan terhadap ditutupnya masjid di seluruh Selandia Baru hingga dipastikan keadaan aman.
Kepolisian Selandia Baru membuka layanan bagi masyarakat yang mengetahui informasi seputar penembakan di Christchurch untuk membantu penyelidikan terhadap kasus tersebut. Bagi masyarakat yang mengetahui, diharapkan agar mengikuti petunjuk pada laman website: https://ift.tt/2TQ2swT
Apabila terdapat WNI yang belum bisa menghubungi anggota keluarganya yang berada di Christchurch, Pemerintah Selandia Baru membuka di https://ift.tt/2JvAgf9
Simak video pilihan berikut:
Karangan bunga dari kerabat korban penuhi lokasi teror penembakan brutal di Kota Christchurch, Selandia Baru.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "KBRI Wellington Tengok WNI Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru"
Post a Comment