:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,553,20,0)/kly-media-production/medias/2753607/original/067291700_1552867703-diana_sentani.jpg)
Liputan6.com, Sentani - Diana Monim (4 tahun) meringis kesakitan. Kedua tangan mungilnya terus memegang bagian perut sebelah kanan. Diana tak berdaya, dia dibopong oleh anggota TNI. Diana ditemukan di permukiman padat penduduk daerah Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura ketika banjir bandang melanda. Diana hanya sendiri. Dua saudaranya masih dinyatakan hilang.
Mama Diana mengembuskan nafas terakhir karena terhimpit batu. Jenazahnya masih diurus oleh suaminya di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jayapura.
"Saya tantenya. Mamanya meninggal. Diana sendirian sekarang. Bapak Diana juga tidak tahu bahwa anaknya masih hidup,” kata Maria sambil menangis memeluk Diana di Posko Kesehatan Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani yang berada di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura.
Oleh tim dokter posko kesehatan, Diana harus dilarikan ke Rumah sakit Abepura, karena mengalami keram pada bagian perutnya.
Kisah lain dialami oleh Marince Kogoya (19 tahun). Sebelum banjir bandang menghantam rumahnya, ia mendengar suara gemuruh hebat dari Bukit Cyclop. Rumah yang ditempati Marince tepat berada di kaki Gunung Cyclop.
"Mama saya dan Mama tua (tante) kesakitan pada bagian dada. Sepertinya terhantam kayu atau batu. Kami empat perempuan sempat menyelamatkan diri dari hantaman arus air yang seperti ditumpah ke bawah," jelas Marince yang ditemui di Posko Kesehatan Tim terpadu pada Minggu (17/3/2019).
Marince mengaku masih kehilangan lima keluarganya, semua laki-laki.
"Bapak Ade (om) tidak tahu di mana. Saya hanya dengan mama saja dan keluarga lainnya. Kami harap cepat ditemukan oleh keluarga lainnya," ujar Marince.
Posko kesehatan dan pengungsian yang dipusatkan di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura terus didatangi korban dan pengungsi, pascabanjir bandang yang melanda daerah itu. Ruas jalan di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, masih dipenuhi dengan material banjir, berupa bongkahan kayu besar dan pasir serta batu. Hingga kini, data dari posko terpadu banjir bandang menyebut 61 jenazah telah ditemukan.
Tim evakuasi gabungan membawa jenazah para korban ke Puskesmas Sentani Kota dan RSUD Yowari untuk dibersihkan, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kota Jayapura untuk diidentifikasi. Pemerintah Kabupaten Jayapura menetapkan status tanggap darurat, usai banjir bandang yang menerjang Sentani. Tanggap darurat berlangsung hingga 14 hari ke depan.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2JkY851Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Tercecer Banjir Sentani, Diana Monim yang Selamat dari Impitan Batu"
Post a Comment