Laporan sudah dua kali, tetapi hanya dicek dan belum ada tindak lanjut. Akhir-akhir ini temuan semakin banyak. Setelah dicermati, pagar pekarangan warga yang panjangnya puluhan meter itu, ternyata dibangun dari batu bekas candi. Ada kemuncak, relief, maupun batu pagar candi. Reliefnya masih bisa dilihat, asal lumut yang menempel dibersihkan.
Tahun 2019, warga juga menemukan perhiasan berupa cincin, kalung, dan mirip lampu di tepi Sungai Woro atau sisi barat desa. Karena ketidaktahuan warga, benda-benda itu ada yang dijual ke tukang rosok atau peminat. Jejak candi lainnya ada di pekarangan Sadiman, di selatan makam. Ditemukan dua makara candi, tetapi bukan relief binatang. Ukuran makara, penghiasan pintu masuk candi cukup besar dan masih utuh.
"Karena saya peduli, beberapa saya kumpulkan," kata Setyo Purwanto, tokoh pemuda Dusun Krapyak itu.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar jejak sejarah itu tidak hilang. Sebelumnya ditemukan dua titik jejak candi Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen dan Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum. Bahkan di Desa Ngrundul ditemukan prasasti Mataram Kuno.
Menurut Kepala Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Sarono, selain banyak temuan artefak dan arca, di dekatnya ada sungai. Sungai itu bukan untuk pengairan, tetapi diduga bekas taman atau pemandian. Benda-benda tersebut ditemukan satu setengah meter di kedalaman tanah. Melihat struktur tanah berupa pasir halus, kemungkinan karena tertimbun letusan Gunung Merapi. Sebab, alur Sungai Woro di barat desa yang ditemukan bendabenda itu berhulu ke Gunung Merapi.
Kepala Unit Candi Sewu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Deny Wahju Hidajat mengaku sudah mendapatkan laporan temuan itu. BPCB akan segera mengirim tim untuk menindaklanjuti hal itu.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2TKUO2XBagikan Berita Ini
0 Response to "Melacak Jejak Candi Besar Mataram di Tepi Kali Woro"
Post a Comment