Search

Menapaki Permukiman Etnis Kirgiz di Tapal Batas Xinjiang China

Liputan6.com, Turugart Port, Wuqia County, Xinjiang - Sebelum 2016, Gulnur Turdumanet, suami dan ketiga anak-anaknya tinggal serta bermatapencaharian sebagai peternak dan penggembala di perbukitan kawasan Gurun Gobi di Turugart, Wuqia County, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur barat jauh.

Meski memiliki aset berupa hewan-hewan ternak yang setidaknya berjumlah belasan, Gulnur mengaku bahwa kehidupannya dulu cukup sulit.

"Rumah kami hanya berupa gubuk tanpa sanitasi. Untuk air, kami memanfaatkan salju yang mencair," kata Gulnur yang kini telah menetap usai menyetujui program relokasi pemerintah ke sebuah permukiman di Turugart Port, sekitar 200 km dari perbatasan China - Tajikistan.

Pada Minggu 24 Februari 2019, rombongan belasan jurnalis dari Indonesia dan Malaysia diberikan kesempatan oleh otoritas China untuk mengunjungi Turugart Port dengan didampingi oleh belasan pejabat Tiongkok di Xinjiang. Otoritas menyajikan kami tentang perkembangan pembangunan di daerah tapal batas terbarat China --di mana matahari terbit dan tenggelam lebih lama dari wilayah-wilayah lain di Tiongkok.

Gulnur Turdumanet dan Nurbek Bay, sepasang saudara etnis Kirgiz di Turugart, Wuqia County, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Gulnur mengaku, setelah pindah ke permukiman relokasi di Turugart, "Tingkat kehidupan saya meningkat secara besar," lanjutnya melalui penerjemah.

"Di flat (relokasi) yang disediakan, sudah ada listrik, air, internet, dan kamar mandi. Dan kehidupan kami sangat meningkat sekali," lanjutnya.

Flat itu bak rusun di Kemayoran. Gedung bangunan tak tinggi, hanya berlantai empat. Sekitar 8 - 10 gedung tergabung dalam satu klaster/kompleks. Gedung-gedung itu membentuk perimeter melingkar, di tengah sisi dalam difungsikan sebagai lapangan serbaguna untuk komunitas.

Sementara dengan masing-masing lantai memiliki dua rumah. Satu rumah memiliki luas sekitar 81 meter persegi.

Permukiman relokasi etnis Kirgiz di Turugart Port, Wuqia County, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

"Biaya rekening cukup murah," katanya. Untuk listrik misalnya, pembelian token 50 yuan (sekitar Rp 100 ribu) bisa digunakan untuk dua sampai tiga bulan.

Gulnur mengatakan, ketiga anaknya juga menerima pendidikan di institusi pendidikan setempat. Bungsu bersekolah di SD dekat kantor pemerintah desa, sementara dua anak tertuanya, bersekolah di SMA di dekat kantor pemerintah Wuqia County.

"Semua biaya sekolah ditanggung pemerintah," kata Gulnur.

Di Tapal Batas

Itulah secuil gambaran mengenai kebijakan pemerintah China yang dinikmati oleh keluarga Gulnur dan beberapa warga lain di permukiman relokasi di Turugart Port, Wuqia, hanya 200 km dari perbatasan China - Tajikistan.

Warga di permukiman relokasi di Turugart Port, Wuqia County, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Pada 2016, pemerintah China mulai membangun permukiman relokasi (re-settlement) yang diperuntukkan bagi warga lokal yang tinggal di "rumah gubuk (hut)" atau "rumah bata (mudhouse)" di wilayah tersebut.

"Demi membantu warga lokal untuk meningkatkan kehidupan dan produksi mereka, pemerintah telah berinvestasi banyak," klaim seorang pejabat Xinjiang, China.

Pada 2016, pemerintah China dan Xinjiang mulai membangun permukiman relokasi (re-settlement) yang diperuntukkan bagi warga lokal yang tinggal di rumah gubuk  atau rumah bata di wilayah Turugart, Wuqia.

Populasi di Wuqia County sendiri berkisar antara 50.000 - 60.000 jiwa, dengan "ratusan hingga ribuan" di antaranya adalah keluarga Kirgiz yang tinggal di permukiman relokasi lain serupa seperti di Turugart.

Warga lokal itu, jelas seorang pejabat departemen diseminasi informasi Partai Komunis China di Xinjiang, adalah kelompok etnis minoritas Kirgiz yang tinggal di wilayah perbukitan di area Gurun Gobi di Turugart.

"Mata pencaharian tradisional mereka adalah berternak," kata pejabat itu, "seperti domba, kambing, sapi dan unta, dengan jumlah yang bisa mencapai belasan hingga puluhan."

Para etnis Kirgiz itu menerapkan gaya hidup semi-nomaden dengan berpindah-pindah untuk kemudian menetap di tempat yang subur dan memiliki mata air, terutama di perbukitan kata pejabat itu dengan menambahkan, "tapi yang Anda lihat, wilayah ini seutuhnya gurun."

"Meski beternak, perekonomian mereka tak sejahtera. Wilayah ini (Wuqia) mengalami musim dingin, sehingga hewan ternak bisa mati dan akibatnya mereka bisa kehilangan mata pencaharian. Rumah mereka juga bisa terancam tertimbun longsor salju. Bayangkan kerugian yang harus mereka alami."

Permukiman relokasi etnis Kirgiz di Turugart Port, Wuqia County, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Pembangunan permukiman relokasi di Turugart pada 2016 adalah salah satu dari "program pemerintah China untuk mengentas kemiskinan di wilayah terpencil" lanjut pejabat itu.

Keluarga yang setuju untuk direlokasi oleh pemerintah membayar sekitar 10.000 yuan untuk sebuah flat di Turugart lengkap dengan air, gas, penghangat, listrik, layanan TV dan internet. Namun, setiap rekening harus dibayar sesuai penggunaan.

Sekarang, total 136 keluarga yang berada di permukiman relokasi di Turugart, Wuqia itu "memiliki toko, membuka bisnis kecil, atau bekerja di sektor lain," jelas pejabat itu.

Suami Gulnur Turdumanet, selaku kepala keluarga misalnya, mengaku kini bekerja sebagai "pegawai pos perbatasan China - Tajikistan, juru masak di sebuah kantor pemerintah, pekerja di sektor industri lokal, atau membuka toko makanan," di komunitas permukiman kini mereka tinggali.

Bagi yang membuka toko dan bisnis di Turugart, Wuqia, para pelanggan mereka "biasanya adalah warga lokal atau warga Turkmenistan di Irkeshtam, 200 km dekat perbatasan China - Turkmenistan.

"Beberapa keluarga juga punya dokter kontrak untuk keperluan medis mereka," kata seorang pemandu dari pemerintah lokal Turugart Port.

"Gaya hidup komunitas peternak Kirgiz di sini semua sudah berubah secara dramatis sesuai dengan sistem sosialis China, kepemimpinan Partai Komunis (China) dan mereka semua sekarang sudah hidup bahagia," klaim seorang pejabat untuk Partai Komunis China di Xinjiang.

Tentang warga yang tidak bersedia direlokasi, seorang pejabat mengatakan, "Pindah ke sini sukarela. Jika mereka mau dan punya uangnya, mereka bisa pindah (ke permukiman serupa)."

Simak video pilihan berikut:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2UAmA3r

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menapaki Permukiman Etnis Kirgiz di Tapal Batas Xinjiang China"

Post a Comment

Powered by Blogger.